MALANG, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang bersiap melakukan perombakan besar-besaran terhadap rute trayek angkutan kota (angkot).
Langkah ini sebagai respons atas aspirasi para sopir angkot sekaligus untuk menyesuaikan sistem transportasi dengan perkembangan kota yang dinamis.
Baca juga: Penolakan Ceramah Zakir Naik di Malang, Panitia Tekankan Hak Berdakwah Sesuai Konstitusi
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengatakan bahwa evaluasi dan penyesuaian rute ini sudah mendesak.
Pasalnya, jaringan trayek yang digunakan saat ini tidak pernah berubah sejak pertama kali ditetapkan pada tahun 1998, atau lebih dari 25 tahun yang lalu.
"Para pengemudi angkot sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan, dan kami mendukung penuh. Langkah awal yang penting adalah melakukan analisis menyeluruh terhadap semua rute," kata Widjaja, Rabu (9/7/2025).
Baca juga: Ceramah Zakir Naik di Malang Tetap Digelar Meski Ada Penolakan, Ini Jadwalnya
Analisis ulang ini bertujuan untuk mengatasi dua masalah utama, yakni inefisiensi pada rute yang ada dan banyaknya wilayah belum terjangkau layanan angkot.
Widjaja menyoroti adanya rute-rute gemuk yang diperebutkan oleh terlalu banyak angkot, sementara tingkat keterisian penumpangnya (load factor) sangat rendah.
"Sebagai contoh, jika satu jalur diisi 100 unit angkot tetapi load factor-nya hanya 30 persen, itu adalah pemborosan sumber daya," kata dia.
"Di sisi lain, banyak kawasan permukiman baru dan jalan-jalan vital seperti di sekitar Jalan Danau Toba yang sama sekali tidak tersentuh angkot," jelasnya.
Baca juga: Penolakan Ceramah Zakir Naik di Malang, Panitia Tekankan Hak Berdakwah Sesuai Konstitusi
Solusinya, menurut Dishub, bukanlah menambah jumlah armada, melainkan mengoptimalkan angkot yang ada dengan cara merelokasi atau re-routing ke jalur-jalur yang lebih membutuhkan.
Perombakan rute ini juga dirancang untuk tujuan yang lebih strategis, yaitu mengintegrasikan angkot sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi layanan bus Trans Jatim yang akan segera beroperasi di Malang Raya.
Para sopir angkot pun menyambut positif rencana untuk menjadi bagian dari ekosistem transportasi yang lebih besar ini.
"Kami sudah memiliki kajiannya. Jadi, rerouting ini memiliki fungsi ganda, yaitu memperluas cakupan layanan reguler sekaligus menjadi jalur pengumpan untuk Trans Jatim," jelasnya.
Baca juga: Warga Kota Malang Rama-ramai Jual Emas untuk Biaya Sekolah Anak
Selain penyesuaian rute, para sopir juga menyuarakan aspirasi lain.
Mereka memohon agar Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dapat meneruskan permintaan keringanan pajak kendaraan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
"Para sopir menyampaikan bahwa pendapatan harian mereka sering kali tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup, apalagi untuk membayar pajak kendaraan. Oleh karena itu, mereka sangat berharap ada kebijakan keringanan dari Pemprov Jatim," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang