BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali dibayang-bayangi cuaca buruk.
Pada Kamis (3/7/2025) dini hari, tim SAR gabungan yang berangkat pada pukul 00.18 WIB terkendala gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter.
Bahkan, saat pencarian, berdasarkan video yang dibagikan Pos SAR Banyuwangi, petugas melakukan penyisiran di Selat Bali dalam keadaan hujan.
Cuaca membaik pada pagi hari hingga siang hari. Sempat dilanda hujan ringan, matahari kembali bersinar dan cuaca di perairan Bali kembali cerah.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mewanti-wanti proses pencarian berisiko kembali terkendala cuaca.
"Cuaca di perairan Bali berpotensi berawan tebal dan hujan ringan dengan kecepatan angin berkisar 5-25 kilometer per jam," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, Teguh Tri Susanto, Kamis (3/7/2025).
Baca juga: Cerita ABK KMP Tunu Pratama Jaya Terombang-ambing Semalaman, Selamat Setelah Bertemu Nelayan
Saat ini, arus laut menuju ke arah selatan dengan intensitas ombak relatif sedang hingga tinggi.
BMKG Banyuwangi meminta seluruh petugas untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG untuk menjadi acuan dalam proses pencarian korban.
"Harus diperhatikan kondisi cuaca untuk koordinasi, termasuk jika ada situasi yang harus ditunda dulu," pesannya.
Sementara itu, update terkini ada 31 orang dari total 65 orang yang menumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan selamat.
Untuk diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam, 24 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.
Kapal tersebut membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang