Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Orang Tewas Keracunan Saat Mencuci Truk Bekas Pemuat Bahan Kimia di Sidoarjo

Kompas.com, 17 Juni 2025, 14:01 WIB
Izzatun Najibah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Dua orang meninggal dunia diduga keracunan saat mencuci truk bekas pemuat bahan kimia di Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

Insiden itu terjadi di tempat pencucian truk Tirta Abadi di pinggir Jalan Raya Bay Pass Krian KM 30, Dusun Sidotemu, Kecamatan Krian, Sidoarjo pada Senin (16/6/2026) sekitar pukul 20.00 WIB.

Kasus ini sedang ditangani oleh Polresta Sidoarjo.

“Terjadi kecelakaan kerja diduga keracunan zat kimia jenis residu atau oli bekas di dalam truk tronton merk Hino,” kata Kasi Humas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono saat dikonfirmasi, Selasa (17/6/2025).

Baca juga: Diguyur Hujan Deras Semalam, Jalan Raya Porong Sidoarjo Banjir

Kecelakaan kerja yang mengakibatkan orang meninggal dunia ini bermula sekitar pukul 18.00 WIB saat truk tronton tangki dalam kondisi kosong muatan datang ke tempat pencucian.

Truk tersebut bekas digunakan untuk mengirim residu atau oli dari Serang, Banten, menuju tempat muatan kiriman di Compreng, Tuban.

“Yang mencuci truk tiga orang, DAP (23), S (40), dan S (57),” ungkap Novi.

Baca juga: Korban Bertambah, Armuji Bersama Wakil Bupati Sidoarjo Mediasi Lanjutan Dugaan Penipuan Rumah

Mulanya, S (40) mencuci truk dengan cara masuk ke dalam tangki. Sementara dua lainnya mencuci di bagian luar tangki.

Saat S masuk ke dalam tangki, seketika dia langsung pingsan. Mengetahui S tak sadarkan diri, akhirnya dua temannya terjun ke tangki dengan niat membantu sembari meminta tolong.

“Kedua korban yang merupakan warga sekitar S (44) dan M (51) berusaha membantu dengan masuk ke dalam tangki yang juga langsung pingsan. Saat itu warga yang berdatangan tidak berani menolong untuk masuk ke tangki,” jelasnya.

Setelahnya, warga menghubungi Tim Pemadam Kebakaran dan Polsek Krian untuk meminta bantuan. Petugas pun datang dan mengevakuasi korban menggunakan alat pengaman.

Kelima korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Anwar Medika dan Rumah Sakit Umum Yapalis Krian.

“Setelah dilakukan pemeriksaan bahwa korban meninggal dunia dua orang dan kritis tiga orang. Korban meninggal diduga keracunan gas yang dihasilkan dari residu atau oli bekas” pungkasnya.

Korban yang dinyatakan meninggal dunia adalah DAP (23) dan S (40). Sementara S (57), S (44), dan M (51) kondisinya kritis.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau