Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kandang ke Media Sosial, Cara Peternak Kambing di Lumajang Tarik Pembeli hingga Lintas Pulau

Kompas.com, 28 Mei 2025, 22:47 WIB
Miftahul Huda,
Icha Rastika

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Dari lereng Gunung Semeru, seorang peternak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah berkat kambing etawa dan strategi pemasaran digital yang cerdas.

Peternak itu adalah Asrul Huda, pemilik Duta Etawa Farm di Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Jelang hari raya Idul Adha, Asrul jeli melihat peluang akan banyaknya permintaan kambing untuk kebutuhan kurban.

Asrul pun menggunakan metode berjualan lewat media sosial dan terbukti sangat ampuh dalam meningkatkan penjualannya.

Baca juga: Sapi Pedrosa Milik Warga Jombang Dibeli Prabowo untuk Kurban Idul Adha

Perbandingannya, bisa mencapai 6 kali lipat dibanding dengan cara berjualan konvensional di pasar hewan.

Pelanggannya, tak hanya orang-orang di sekitar Lumajang. Namun, sampai ke Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung.

Biasanya, Asrul menggunakan YouTube, TikTok, Instagram, dan Facebook sebagai "kandang virtual" yang mengundang pembeli dari berbagai daerah.

"Kalau offline biasanya 10 ekor paling banyak, kalau online itu bisa 60 ekor," kata Asrul di Lumajang, Rabu (28/5/2025).

Asrul merintis usaha ternaknya sejak 2016. Awalnya, ia hanya memasarkan kambing-kambingnya secara konvensional.

Namun, sejak 2018, Asrul mulai aktif membuat konten. Ia memanfaatkan alat yang sangat seadanya, bermodal kamera handphone dan tripod untuk merekam satu per satu kambing miliknya.

Baca juga: Surplus 15.000 Ternak, Gunungkidul Siap Kirim Hewan Kurban ke Luar Daerah

Dalam video tersebut, Asrul dibantu beberapa karyawannya menjelaskan secara rinci tentang usia, bobot, jenis, hingga kondisi fisik kambing.

"Saya kontenkan ulasan detail kondisi kambing mulai dari bobot, tinggi badan hingga usia hewan," ujarnya. 

Tak sekadar membuat konten biasa, Asrul punya cara unik dalam memasarkan kambingnya.

Ia mengulas langsung satu per satu hewan ternaknya. Dengan latar belakang kandang yang bersih dan pencahayaan alami, Asrul merekam keliling kandang sambil memberi penjelasan mengenai kondisi setiap ekor kambingnya.

Penjelasannya lugas dan disampaikan dengan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.

Video-video itu kemudian diunggah ke TikTok, YouTube Shorts, Instagram, dan Facebook, lengkap dengan caption menarik dan nomor kontak yang bisa dihubungi langsung.

Rajin live streaming

Asrul juga kerap melakukan live streaming di TikTok, memungkinkan calon pembeli untuk bertanya langsung, melihat kambing sesuai permintaan, bahkan langsung melakukan transaksi saat itu juga.

"Alhamdulillah kalau musim kurban ini penjualan meningkat bisa sampai 100 persen lebih," ujarnya.

Tak hanya menjual kambing, Duta Etawa Farm juga menyediakan layanan penitipan dan perawatan kambing hingga mendekati hari raya Idul Adha.

Ini memberi kemudahan bagi pembeli yang ingin memesan lebih awal tapi belum siap menerima pengiriman.

Baca juga: Stok Hewan Kurban Jatim Melimpah, Khofifah Jamin Bebas PMK dan LSD

Inovasi sederhana ini menjadi contoh nyata bahwa adaptasi digital tidak selalu harus mahal atau rumit.

Dengan konsistensi, kejujuran, dan strategi konten yang tepat, Asrul berhasil menjadikan media sosial sebagai senjata utama dalam memasarkan hewan kurban.

"Yang penting pembeli bisa lihat langsung kondisi kambingnya. Kalau cocok, tinggal hubungi, transfer, lalu kambing kami rawat sampai waktu pengiriman," ujarnya. 

Kisah sukses Asrul menjadi inspirasi bahwa sektor peternakan pun bisa berkembang pesat jika mau mengikuti perkembangan zaman.

Dari lereng Semeru, ia membuktikan bahwa inovasi dan keberanian untuk berubah bisa membawa keuntungan yang nyata bahkan dari kandang sekalipun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau