Video-video itu kemudian diunggah ke TikTok, YouTube Shorts, Instagram, dan Facebook, lengkap dengan caption menarik dan nomor kontak yang bisa dihubungi langsung.
Asrul juga kerap melakukan live streaming di TikTok, memungkinkan calon pembeli untuk bertanya langsung, melihat kambing sesuai permintaan, bahkan langsung melakukan transaksi saat itu juga.
"Alhamdulillah kalau musim kurban ini penjualan meningkat bisa sampai 100 persen lebih," ujarnya.
Tak hanya menjual kambing, Duta Etawa Farm juga menyediakan layanan penitipan dan perawatan kambing hingga mendekati hari raya Idul Adha.
Ini memberi kemudahan bagi pembeli yang ingin memesan lebih awal tapi belum siap menerima pengiriman.
Baca juga: Stok Hewan Kurban Jatim Melimpah, Khofifah Jamin Bebas PMK dan LSD
Inovasi sederhana ini menjadi contoh nyata bahwa adaptasi digital tidak selalu harus mahal atau rumit.
Dengan konsistensi, kejujuran, dan strategi konten yang tepat, Asrul berhasil menjadikan media sosial sebagai senjata utama dalam memasarkan hewan kurban.
"Yang penting pembeli bisa lihat langsung kondisi kambingnya. Kalau cocok, tinggal hubungi, transfer, lalu kambing kami rawat sampai waktu pengiriman," ujarnya.
Kisah sukses Asrul menjadi inspirasi bahwa sektor peternakan pun bisa berkembang pesat jika mau mengikuti perkembangan zaman.
Dari lereng Semeru, ia membuktikan bahwa inovasi dan keberanian untuk berubah bisa membawa keuntungan yang nyata bahkan dari kandang sekalipun.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang