"Pemilik tanah yang harusnya juga diikutsertakan (dalam persoalan ini)," pungkasnya.
Sebelumnya, keberadaan ratusan kuburan hewan, seperti anjing dan kucing, di lokasi yang sama menimbulkan keresahan di kalangan warga setempat.
Aktivitas pemakaman yang diduga telah berlangsung lebih dari dua tahun ini dikeluhkan karena tidak adanya pemberitahuan resmi, serta potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, di tengah permukiman padat penduduk.
Slamet, pemilik panti asuhan yang bangunannya berdekatan dengan area pemakaman hewan tersebut, menyatakan bahwa aktivitas penguburan telah berlangsung lebih dari dua tahun.
"Dulu hanya beberapa hewan saja, anjing sama kucing. Saya tidak tahu siapa pemiliknya, tapi setiap aktivitas penguburan sering menggunakan kendaraan yang menyerupai ambulans," ujar Slamet (27/5/2025).
Baca juga: Disangka Kuburan Hewan, Setelah Digali Ternyata Jasad Bayi
Ia menambahkan bahwa tidak pernah ada pemberitahuan kepada warga sekitar mengenai aktivitas tersebut.
Menurut Slamet, keberadaan kuburan hewan dalam jumlah besar ini dinilai kurang elok dan mengganggu kenyamanan, terutama karena lokasinya dekat dengan panti asuhan yang sering menerima donatur.
"Sering ada donatur ke panti kami datang menanyakan karena dikira makam apa. Ya tentu ini mengganggu lingkungan sini. Harapannya, kalau memang ada izin pemerintah ya tidak apa-apa, tapi kalau tidak ada izinnya, jangan dilanjutkan," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang