Salin Artikel

Dokter Hewan Pemilik Layanan Pemakaman Hewan di Kota Malang Angkat Bicara, Sudah Hentikan Aktivitas

Keputusan ini diambil setelah menerima keluhan dari warga serta melalui pertemuan yang telah dilakukan sebelumnya.

Saat dikonfirmasi, ARB mengonfirmasi penghentian kegiatan tersebut.

"Intinya kalau ini memang jadi panjang, saya ikuti saja. Enggak ada kegiatan lagi," ujar ARB pada Selasa (27/5/2025).

ARB menjelaskan bahwa layanan pemakaman hewan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh klinik hewan miliknya.

"Itu urusan klinik hewan saya. Saya dokter hewan. Itu klinik hewan punya saya. Saya memang buka layanan pemakaman hewan," tuturnya.

Mengenai lahan yang digunakan untuk pemakaman, ARB menyatakan bahwa ia telah meminta izin kepada pemilik tanah.

Ia juga mengeklaim bahwa keluhan yang muncul tidak berasal dari seluruh warga, melainkan dari pihak-pihak tertentu.

"Enggak ada, warga itu enggak ada yang ngeluh. Sebetulnya itu cuma pihak-pihak tertentu yang enggak suka sama saya," ungkapnya.

Dalam pertemuan dengan perwakilan warga, termasuk pihak paguyuban Joyo Agung II, ARB berkomitmen untuk menghentikan kegiatan pemakaman di lokasi tersebut.

"Saya akan tidak lanjutkan kegiatan itu di titik itu karena memang merespon kondisi yang juga berkembang," katanya.

Lebih lanjut, ARB menyoroti bahwa secara regulasi, izin spesifik untuk pemakaman hewan di Indonesia memang belum ada.

"Pemakaman ini itu enggak pernah ada izinnya di negara ini, pemakaman hewan ini. Enggak ada izin terkaitnya," ujarnya.

ARB berharap agar permasalahan ini tidak berlarut-larut dan meminta agar pihak pemilik tanah juga dilibatkan dalam diskusi ini.

Ia menegaskan bahwa kini ia akan fokus pada profesinya sebagai dokter hewan dan tidak ingin memperpanjang polemik.

"Pemilik tanah yang harusnya juga diikutsertakan (dalam persoalan ini)," pungkasnya.

Sebelumnya, keberadaan ratusan kuburan hewan, seperti anjing dan kucing, di lokasi yang sama menimbulkan keresahan di kalangan warga setempat.

Aktivitas pemakaman yang diduga telah berlangsung lebih dari dua tahun ini dikeluhkan karena tidak adanya pemberitahuan resmi, serta potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, di tengah permukiman padat penduduk.

Slamet, pemilik panti asuhan yang bangunannya berdekatan dengan area pemakaman hewan tersebut, menyatakan bahwa aktivitas penguburan telah berlangsung lebih dari dua tahun.

"Dulu hanya beberapa hewan saja, anjing sama kucing. Saya tidak tahu siapa pemiliknya, tapi setiap aktivitas penguburan sering menggunakan kendaraan yang menyerupai ambulans," ujar Slamet (27/5/2025).

Ia menambahkan bahwa tidak pernah ada pemberitahuan kepada warga sekitar mengenai aktivitas tersebut.

Menurut Slamet, keberadaan kuburan hewan dalam jumlah besar ini dinilai kurang elok dan mengganggu kenyamanan, terutama karena lokasinya dekat dengan panti asuhan yang sering menerima donatur.

"Sering ada donatur ke panti kami datang menanyakan karena dikira makam apa. Ya tentu ini mengganggu lingkungan sini. Harapannya, kalau memang ada izin pemerintah ya tidak apa-apa, tapi kalau tidak ada izinnya, jangan dilanjutkan," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/27/161105378/dokter-hewan-pemilik-layanan-pemakaman-hewan-di-kota-malang-angkat-bicara

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com