Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Guru Tak Sekadar Mengajar tapi Juga Berkarya, Muncul Pameran "Menyamai Estetika"

Kompas.com, 6 Mei 2025, 17:54 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah kesibukan mengajar di ruang kelas, sekelompok guru seni rupa tetap berkomitmen pada seni dengan menggelar pameran lukisan tahunan.

Pameran yang telah memasuki tahun keempat ini diselenggarakan komunitas Art-i di Galeri Dewan Kesenian Surabaya, kompleks Alun-Alun Surabaya, dari 3 hingga 9 Mei 2025.

Bertajuk "Menyamai Estetika", pameran ini menjadi cermin tekad para guru untuk terus merawat nilai-nilai keindahan dalam proses pendidikan.

Sebanyak 30 karya ditampilkan, hasil eksplorasi 15 guru seni dari berbagai penjuru Tanah Air, termasuk peserta dari Kalimantan yang turut berpartisipasi.

Setiap peserta menghadirkan minimal dua karya, dengan gaya, media, dan pendekatan artistik yang mencerminkan keragaman ekspresi pribadi.

Baca juga: Manusia Butuh Seni, Bangsa Ini Juga: Catatan Pameran Lukisan Lintas Iman

“Pameran ini dilaksanakan, biar tetap berkarya, karena selama ini kalau sudah menjadi guru, lupa untuk berkarya. Jadi ini pameran tahun keempat dan bertema,” ujar Ketua Panitia, Budi Santoso SPd kepada Kompas.com.

Lebih dari sekadar ajang memamerkan lukisan, pameran ini juga menjadi ruang pembuktian bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi juga individu yang terus tumbuh bersama karyanya.

Di tengah tantangan zaman dan minimnya apresiasi terhadap seni rupa, para guru tetap berupaya menciptakan dan menginspirasi.

“Ya, memang seni rupa di Surabaya masih tergolong sepi peminat pengunjungnya. Untuk itu, dengan adanya pameran ini, biar orang menghargai karya seni, terutama seni rupa."

"Untuk medianya pun tidak dibatasi, semua peserta bisa berkarya dengan banyak eksplorasi,” imbuh Budi.

Seorang pengunjung melihat pameran lukisan di tengah padatnya rutinitas mengajar, sekelompok guru seni memilih untuk tidak melupakan panggilan hatinya sebagai seniman.Dokumentasi Pribadi Seorang pengunjung melihat pameran lukisan di tengah padatnya rutinitas mengajar, sekelompok guru seni memilih untuk tidak melupakan panggilan hatinya sebagai seniman.

Melalui pameran ini, para guru juga berusaha mendekatkan diri kepada murid-muridnya, menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di kelas bukan sekadar teori.

Lukisan-lukisan yang terpajang menjadi perpanjangan tangan mereka dalam menyampaikan pesan dan keindahan.

“Setiap lukisan di sini bisa menjadi jendela pembelajaran. Kami berharap siswa dapat melihat seni tidak hanya sebagai produk, tetapi juga proses yang sarat makna,” kata Budi Santoso.

Komunitas Art-i lahir dari semangat kolektif empat guru seni budaya pada Juli 2021, yaitu Betoro Gluduk (SMPN 38 Surabaya), Budi Santoso (SMPN 18 Surabaya), Anwar (SMPN 49 Surabaya), dan Ngadiono (SMPN 21 Surabaya).

Nama Art-i bukan sekadar akronim dari art dan idealisme, tetapi juga menyiratkan makna personal “Aku” sebagai seniman yang tidak pernah berhenti berkarya dan berbagi nilai kehidupan melalui seni.

Baca juga: Meneladan Sosok Gus Dur Melalui Pameran Lukisan

“Art-i adalah seni yang memberi arti. Huruf ‘i’ bisa diartikan sebagai idealisme atau ‘I’ dalam bahasa Inggris yang berarti Aku."

"Dalam hal ini, Aku adalah setiap anggota grup Art-i yang merupakan guru seni budaya. Secara utuh, ART-i bisa diartikan sebagai karya seni rupa yang memberikan makna kehidupan,” pungkasnya.

Dengan konsistensi seperti ini, diharapkan dapat memantik semangat yang sama pada generasi muda, bahwa berkarya tidak harus menunggu waktu luang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau