Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Rasa Kehilangan, Lahir Sebuah Karya Cetak Wajah Paus Fransiskus Lewat Teknologi 3D

Kompas.com, 29 April 2025, 21:31 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah duka atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang pemuda di Surabaya, Angelo Franklyn Wijaya ST, mengambil langkah berbeda untuk mengenang pemimpin umat Katolik tersebut.

Lulusan Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) ini menciptakan karya seni yang bermakna dengan mencetak wajah Paus Fransiskus menggunakan teknologi 3D.

“Karena akhir-akhir ini berita beliau meninggal, lalu saya dan keluarga umat Nasrani jadi masih dekat dengan hati. Lalu untuk mengenangnya saya buat itu,” ujar Angelo kepada Kompas.com pada Selasa (29/4/2025) malam.

Baca juga: Tradisi Perayaan Paus Baru: Dari Habemus Papam hingga Misa Perdana 

Figur wajah yang dihasilkan bukanlah patung biasa.

Dengan ukuran lebar 25 cm dan tinggi 23 cm, proses pencetakannya memakan waktu 17 jam dan menghasilkan detail yang sangat akurat.

Angelo memilih menggunakan filamen PETG, yang tahan terhadap panas dan sinar matahari, untuk memastikan karyanya tidak lekang oleh waktu.

“Cara buat, awalnya memilih model yang sesuai karena modelnya. Tidak semua bisa akurat karena bukan hasil scan tapi pahatan orang bentuk 3D, jadi saya pilih yang paling sesuai dan profesional," ujarnya.

Saat ini, karya tersebut terpajang di laboratorium almamaternya sebagai simbol bagaimana teknologi dapat menjembatani rasa dan iman.

Meskipun awalnya dibuat untuk koleksi pribadi, Angelo membuka kemungkinan bagi siapa saja yang ingin memesan karyanya.

Angelo Franklyn Wijaya, S.T., lulusan Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan sebuah karya yang tidak hanya penuh makna dengan mencetak 3D wajah Paus Fransiskus.KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Angelo Franklyn Wijaya, S.T., lulusan Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan sebuah karya yang tidak hanya penuh makna dengan mencetak 3D wajah Paus Fransiskus.

“Sejauh ini untuk pajangan di rumah, tapi kalau ada yang mau order juga bisa. Sejauh ini juga buka jasa custom."

"Salah satunya saya bikin lampu dan foto custom. Saya menggunakan digital printingnya. Bahannya sedikit berbeda terutama untuk yang warna ini,” ujar pria berusia 22 tahun itu.

Angelo memulai perjalanan dalam teknologi 3D printing sejak semester 5 kuliah, namun baru serius mendalaminya pada semester 7.

Proyek tugas akhirnya juga berkaitan dengan teknologi ini.

Baginya, 3D printing bukan sekadar alat, melainkan jalan untuk mengekspresikan kreativitas, menyelesaikan masalah, dan membuka peluang bisnis.

Baca juga: Bagaimana Proses Konklaf Memilih Paus Baru? Tradisi, Ritual, dan Maknanya

“Tahun 2000-an sudah ada tapi belum komersial dan harga mesinnya mahal serta kualitasnya tidak sebagus sekarang. Ya beberapa tahun ini sudah mulai diminati, untuk hasil dan harganya termasuk sudah masuk akal,” tambahnya.

Saat ini, selain mencetak figur wajah, Angelo juga memproduksi gantungan kunci, lampu box, dan berbagai komponen lainnya.

“Untuk lampu box 200 ribu satu set, kalau nambah foto tambah 50 ribu per foto, bisa monokrom dan berwarna juga,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau