Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kue Bongko Khas Arosbaya, Sudah Bertahan 55 Tahun

Kompas.com, 27 April 2025, 10:56 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Mulai mencetak daun bungkusan, mengupas kelapa, mengaduk adonan, membungkus, memasak, hingga mengantarkan pesanan.

"Kami bersyukur banyaknya pesanan ini bisa mengajak tetangga untuk bekerja. Jadi kami bisa bersama-sama dapat penghasilan juga," imbuh dia.

Baca juga: Tiga Generasi Rawon Nguling Jaga Rasa, Andalkan Bumbu dari Petani Tengger

Untuk membuat kue tradisional bercita rasa manis gurih ini, Halimah selalu menggunakan tahap-tahap yang detail.

Menurut dia, cara pengolahan yang tak sesuai akan memengaruhi kualitas rasa kue bongkonya.

"Kue ini bahan dasarnya tepung beras, tapi kami di sini menggiling sendiri beras hingga menjadi tepung. Setelah itu, dijemur sampai betul-betul kering, baru bisa dipakai untuk adonan," kata dia.

Tak hanya itu, Halimah juga selalu menggunakan air panas untuk membilas kelapa yang hendak diolah.

Pengolahan kelapa menjadi salah satu kunci agar kue bongkonya memiliki aroma dan rasa yang legit.

"Kalau tidak dibilas dengan air panas, kelapanya akan mudah basi dan aromanya tidak keluar," tutur dia.

Selain kelapa, Halimah juga memilih pisang khusus untuk salah satu varian kue bongkonya. Pisang yang dipilih yaitu jenis pisang raja yang memiliki rasa manis saat dimasak.

"Resep aslinya itu, yang 'ori' dan mutiara. Varian pisang ini hasil dari inovasi resep dan banyak juga peminatnya," ungkap dia.

Semua bahan itu disiapkan Halimah pada sore hari. Sedangkan proses memasaknya dilakukan pada pukul 03.00 sebelum subuh.

Untuk memasak kue bongko ini, Halimah akan mencampur semua bahan, lalu satu per satu adonan yang masih cair itu dimasukkan ke dalam daun yang sudah dicetak.

"Satu bungkus itu kami pakai tiga lapis daun pisang supaya adonannya tidak bocor," jelasnya.

Setelah semuanya siap, kue bongko yang masih mentah itu akan dikukus selama 30 menit hingga adonan di dalam bungkusan daun pisang itu matang.

Baca juga: Rawon Kalkulator Surabaya: Daging Empuk Berpadu dengan Kuah yang Kental

Meski berbahan dasar santan kelapa, kue bongko ini tidak cepat basi. Terbukti, banyak pelanggan Halimah yang membawa kue bongko itu ke Malaysia, Brunei Darussalam, hingga ke Sydney, Australia.

"Ini sampai lebih 16 jam tidak basi dan masih enak dinikmati. Karena kunci ketahanannya ada di cara pengolahan dan memasaknya," imbuh dia.

Salah satu penikmat Kue Bongko, Ika Asfida (36), warga asal Kabupaten Blitar ini mengaku kerap membeli kue bongko saat berkunjung ke Bangkalan.

Menurut dia, kue bongko buatan Halimah memiliki rasa yang nikmat dan berbeda dengan kue bongko lain.

"Mungkin karena ini pelopor kue bongko di Bangkalan, jadi menjaga resep aslinya. Makanya, rasanya dari dulu sampai sekarang tidak berubah, tetap nikmat," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau