Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Idap Tumor, Anak Tukang Becak Teteskan Air Mata Saat Lulus S2 di Unitomo Surabaya

Kompas.com, 27 April 2025, 09:00 WIB
Izzatun Najibah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah keterbatasan ekonomi, anak tukang becak bernama Siti Nur Khodijah berhasil meraih gelar magister dari Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.

Siti Nur Khodijah menjadi wisudawan terbaik dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan (FKIP) program studi Bahasa Indonesia di Unitomo Surabaya pada Sabtu (26/5/2025) kemarin.

Perjuangannya tak mudah. Ia harus mengumpulkan kepingan tekad untuk menjadikan dirinya sebagai perempuan cerdas meski terlahir dari seorang tukang becak.

Tak pernah terpikirkan di benak Siti untuk sampai menempuh pendidikan di bangku perkuliahan, bahkan hingga menambah gelar magister di pundaknya.

Baca juga: Nenek 69 Tahun Bangga Diwisuda di Sekolah Orangtua Hebat, Belajar Parenting untuk Cucu

"Sejak SMP saya sudah berpikir, rasanya tidak mungkin saya bisa menempuh pendidikan formal, apalagi sampai S2, lulus sampai SMK saja sudah bersyukur," kata dia.

Siti menceritakan, biaya kuliah sangat mahal dan membebani perekonomian keluarganya.

Kedua orangtua dan kakaknya hanya lulusan SD, dan merantau ke Surabaya sejak Siti masih kecil.

"Saat saya SMK, saya selalu berdoa dan berharap agar bisa memberikan senyuman terbaik untuk ayah dan ibu saya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa membebani keluarga," ujar Siti.

Doa Siti dan kedua orang tuanya akhirnya terjawab. Siti mendapatkan beasiswa KIP di Unitomo untuk pendidikan sarjananya, dan beasiswa magister dari Rektor Unitomo, Prof. Siti Marwiyah.

Tumor Fibroadenoma

Tidak hanya berjuang menjadi perempuan berprestasi, Siti juga harus berjuang melawan penyakit tumor Fibroadenoma saat menduduki semester III.

Selama menempuh pendidikan di Unitomo, Siti biasa berjalan kaki atau bersepeda ontel menuju kampus. Namun, karena mengalami masalah kesehatan, ia harus menjalani operasi.

Baca juga: Cerita Bapak dan Anak Diwisuda Bareng di Unair, Dapat Pembimbing Sama

"Allah sayang sama saya, dengan memberikan penyakit Fibroadenoma dan harus dioperasi," ucap Siti.

Sejak saat itu, rutinitas Siti berubah. Dari yang semula jalan kaki dan naik sepeda, ia harus naik becak, diantar oleh ayahnya yang bekerja sebagai tukang becak.

Tak ada kata malu di dalam kamus hidup Siti. Ayahnya adalah pahlawannya yang tak pernah menyerah dan meninggalkan dirinya untuk berjuang sendirian.

"Sempat ada orang yang melihat saya sama bapak, dan mengira saya adalah penumpang setia bapak yang setiap hari bekerja sebagai tukang becak," tutup Siti sambil meneteskan air mata.

Siti memberikan kado terbaik sebelum diwisuda dengan menerbitkan buku berjudul "Mahir Berpidato" yang diterbitkan oleh Ruang Karya.

Kisah Siti menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.

"Saya ingin membuktikan bahwa anak tukang becak juga bisa meraih mimpi," cetus dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau