SURABAYA, KOMPAS.com - Aeshnina Azzahra (17), perempuan asal Kabupaten Gresik, merupakan Kartini masa kini.
Pemudi tersebut menunjukkan kepeduliannya dengan lingkungan, terutama sungai.
Nina mengatakan, pertama kali dekat dengan dunia aktivis lingkungan tersebut ketika masih kecil.
Yakni, setelah dirinya kerap diajak oleh kedua orangtuanya untuk bermain ke sungai dekat rumah.
"Sejak kecil sudah dekat dengan alam, terutama sungai, dibawa keluarga main ke sungai. Seiring berjalannya waktu sungai semakin tercemar," kata Nina, saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025).
Baca juga: Mewarisi Api Kartini: Kiprah Rini Widyantini dalam Reformasi Birokrasi
Akhirnya, Nina terdasar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Sebab, dia menemukan beberapa aliran sungai yang dipenuhi oleh limbah pabrik maupun sampah rumah tangga.
"Apalagi waktu saya berumur sekitar 12 tahun itu, saya menemukan bahwa ada satu sungai suatu desa yang menjadi tempat sampah. Ternyata isinya adalah sampah plastik impor," jelasnya.
Baca juga: Peringati Hari Kartini, Maudy Ayunda Soroti Pentingnya Kebebasan Berpikir Lewat Pendidikan
Selanjutnya, Nina kerap melakukan susur sungai yang diduga telah tercemari oleh berbagai limbah.
Dia menganggap kegiatan itu sebagai aksi peduli lingkungan sekaligus liburan.
"Saya suka naik perahu sambil menghitung, sambil cari data juga berapa tumpukan sampah di sungai, berapa banyak pembuangan ilegal di sunga. Itu juga bagian dari healing," ujarnya.
Nina mengungkapkan, data yang dikumpulkannya itu selanjutnya digunakan untuk aksi demonstrasi.
Dengan tujuan, masyarakat menyadari kerusakan lingkungan yang sudah terjadi.
"Pernah (demo) pakai keran yang nggak berhenti produksi plastik, jadi jalan terus (limbahnya). Terus (bentuk) ikan, ikan yang perutnya bolong terus keluar sama plastik juga," ucapnya.
Baca juga: Curhat Kartini Tak Bisa Kirim Celana Tidur untuk Sahabatnya
"Susah bikinnya, waktunya juga lama, (demonya) pakai kostum gitu-gitu.Tujuannya biar memudahkan masyarakat, biar bisa nangkep informasinya lebih gampang," imbuhnya.
Selain itu, Nina juga pernah mengirimkan, secarik surat kepada Presiden saat ini dan sebelumnya mengenai buruknya kondisi sungai sekarang.
"Pesannya di Hari Kartini ini harus terus bergerak, apalagi sebagai perempuan, punya hak untuk bersuara, punya hak untuk didengarkan, punya hak untuk direspon begitu," katanya.
"Jadi jangan takut, kita harus berani menyuarakan keadilan, menyuarakan kebenaran, menyuarakan hak kita. Dan ya, mulai dari diri sendiri dan lakukan terus menerus," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang