"Apalagi jika korban tidak memiliki penghasilan, mereka akan merasa dicemooh oleh lingkungan sekitar yang menganggap mereka tidak tahu diri," ungkap Atika.
Untuk pemulihan mental, Atika menyarankan pentingnya menumbuhkan rasa tanggung jawab, mengajarkan konsekuensi dari setiap pilihan, serta membentuk pola pikir yang lebih luas.
"Kami tidak bisa membantu meringankan beban pinjol, tetapi pemulihan mental agar korban tidak kecanduan dan memiliki rasa tanggung jawab adalah hal yang diperlukan," kata Atika.
Dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat penting dalam proses pemulihan.
"Seringkali, lingkungan sekitar menjadi pemicu korban untuk terjebak dalam pinjol, seperti kritik terhadap gaya hidup yang mendorong mereka untuk membeli barang-barang tidak perlu," tambahnya.
Baca juga: Pria Ini Buat Laporan Palsu Pura-Pura Dibegal untuk Lunasi Pinjol
Atika berpesan agar menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan diri sendiri lebih penting daripada sekadar mengikuti tren atau menuruti perkataan orang lain.
"Membiasakan pola hidup sehat dengan berhenti membandingkan diri, baik secara offline maupun online, serta memberikan reward pribadi jika memang layak tanpa memaksakan diri," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang