SIDOARJO, KOMPAS.com - Dentuman terasa begitu keras hingga bergetar. Meski hanya beberapa detik, suara kebisingan ini membuat siapa pun yang tidak biasa mendengarnya menjadi panik.
Saat mengintip di salah satu rumah warga, sebagian sisi dindingnya sudah retak.
Kata pemiliknya, hal ini akibat getaran yang terlalu tinggi.
Saat dini hari, kadang tidur dibuat tidak tenang.
“Seperti lindu (gempa),” kata salah satu warga kepada Kompas.com yang tidak ingin disebutkan namanya.
Baca juga: Sejumlah Wanita di Sidoarjo Jadi Korban Arisan Bodong, Kerugian Capai Rp 13 Miliar
Sisa-sisa material produksi berupa debu juga beterbangan melewati celah-celah atas bangunan.
Terasa seperti hujan debu yang menempel di atap-atap dan halaman rumah warga.
Bukan sehari atau dua hari. Kondisi ini sudah biasa dialami warga yang bermukim di sekitar PT Kualimas Aditama, Sidokepung, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, setiap kali saat masa produksi.
Baca juga: Luka Bakar 80 Persen, Empat Korban Ledakan Tabung Elpiji di Pasuruan Dirujuk ke RSUD Sidoarjo
PT Kualimas Aditama merupakan salah satu pabrik di Sidoarjo yang memproduksi keramik. Pabrik ini sudah berdiri sejak tahun 1990-an.
Namun, dampak produksi semakin tinggi dirasakan warga beberapa bulan belakangan.
“Mulai sekitar beberapa bulan belakangan, bising, getaran, dan debunya makin banyak. Katanya karena mesinnya ganti (kapasitas lebih besar),” ucapnya.
Jarak permukiman warga dengan pabrik kurang dari 10 meter, hanya ada sungai dipenuhi semak-semak belukar yang menjadi pemisah. Sehingga, dampaknya begitu dirasakan oleh warga setiap hari.
Untuk hujan debu, warga biasanya merasakan di sekitar jam 07.00 WIB, 14.30 WIB, dan 17.00 WIB.
Waktu-waktu tersebut, katanya, pabrik sedang menggiling material.