SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah wanita di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi korban penipuan dengan modus arisan bodong.
Total kerugian yang diderita para korban mencapai Rp 13 miliar.
Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura, mengatakan terduga pelaku penipuan tersebut berinisial NM, warga Sidoarjo.
Dia menawarkan arisan dengan keuntungan besar dalam waktu dekat.
"Terlapor ini menawarkan arisan dengan keuntungan besar dalam waktu singkat kepada korban. Itu yang menarik korban untuk ikut investasi," kata Dimas, saat dikonfirmasi, Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Luka Bakar 80 Persen, Empat Korban Ledakan Tabung Elpiji di Pasuruan Dirujuk ke RSUD Sidoarjo
Dimas menyebut, berdasarkan informasi yang diterimanya, terduga pelaku sudah menjalankan aksinya tersebut sejak 2020 silam.
Namun, sebagian besar korbannya baru melapor pada 2023.
"Berdasarkan sepengetahuan data yang saya lihat itu, sudah sejak sekitar 2020 ada arisannya. Tapi ada korban yang melapor itu rata-rata di 2023 (mengalami arisan bodong)," ujarnya.
Baca juga: Korban Arisan Bodong di Bekasi Gelar Sayembara Rp 30 Juta bagi yang Temukan Pelaku
Akibatnya, kata Dimas, sekitar 102 orang dari sejumlah wilayah di Indonesia menjadi korban dari arisan bodong tersebut.
Total kerugian yang diderita oleh para perempuan itu mencapai Rp13 miliar.
"Kalau diakumulasikan dari (korban) seluruh Indonesia, (kerugiannya) bisa mencapai belasan miliar, Rp 13 miliar sampai Rp 15 miliar," tambahnya.
"Ada di banyak tempat, ada yang di Sidoarjo, Malang, Solo, Jakarta, karena dia menggunakan akses media sosial dalam menawarkan investasi. Sekitar 102 korban," tambahnya.
Dimas mengungkapkan, total ada 4 korban yang mendatanginya untuk pendampingan hukum perkara arisan bodong itu.
Mereka pun sudah melaporkan kasusnya ke Polresta Sidoarjo.
"Total ada 4 (yang didampingi), pelapornya 2, saksinya 2. Korban minta uangnya dikembalikan karena itu hak dari mereka dan juga menindak secara hukum terhadap terlapor ini," ucapnya.
Sementara itu, Rinjani (30), warga Kecamatan Krian, Sidoarjo, mengaku menderita kerugian sebesar Rp 367 juta sejak 2022.
Dia dijanjikan mendapatkan keuntungan sampai Rp 500 juta.
"Kata pihak pengelolanya, uang saya masih diputar untuk modal, tapi sampai sekarang juga tidak dikembalikan. Saya cuma berharap uang saya bisa kembali utuh," ucap Rinjani.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang