Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangan Diborgol Saat Bekerja, Korban TPPO di Kamboja Asal Banyuwangi Mengaku Biasa Diperlakukan Begitu

Kompas.com, 16 April 2025, 10:59 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rizal Sampurna, pemuda 30 tahun asal Banyuwangi, Jawa Timur diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja dan meninggal dunia. 

Kawan Rizal, Anis Zulkarnain, menceritakan bagaimana kondisi Rizal selama bekerja sebagai scammer di Kamboja. 

Anies yang kerap berkomunikasi dengan Rizal itu mengaku melihat sahabatnya tersebut bekerja dalam kondisi tangan terborgol saat melakukan panggilan video dengannya.

Baca juga: Gelagat Aneh Korban TPPO di Kamboja Asal Banyuwangi Sebelum Meninggal Dunia

Namun, ketika ditanya, pria yang memiliki kepribadian tertutup dan pendiam itu tak menjelaskan lebih jauh dan justru mengatakan bahwa tangan terborgol adalah perlakuan yang biasa dia terima.

“Ya wis biasa kayak gini,” ucap Anis menirukan kalimat Rizal kepadanya.

Pada lain waktu, Rizal juga mengungkapkan kekhawatirannya apabila tak tembus target yang ditetapkan tempatnya bekerja, yaitu akan dipindah ke Myanmar atau Vietnam.

Rizal mengatakan bahwa dua negara itu adalah negara yang berbahaya, dan dia berharap hal tersebut tak terjadi.

Dia mengatakan mimpinya untuk melanjutkan hidup. Selesai bekerja selama setahun di Kamboja, dia hendak bekerja di Malaysia sebagai kuli.

“Dia bilang Kamboja lebih aman daripada Myanmar atau Vietnam. Kaget saya mendengar kabar," ujar Anis. 

Kepada Anis, Rizal mengaku bekerja sebagai scammer dengan gaji 800 dollar AS, tetapi pada kenyataannya, gaji yang diterimanya hanya sebesar 300 dollar AS.

Baca juga: Kenangan Ibu Korban TPPO di Kamboja Asal Banyuwangi

Hingga kini, keluarga dan kerabat masih menunggu kabar pasti mengenai keberadaan jenazah Rizal yang diinformasikan meninggal pada 17 Maret 2025 saat dipekerjakan sebagai scammer di Kamboja.

Ibunda Rizal, Sulastri menyampaikan, ada gelagat aneh yang sempat ditunjukkan Rizal semasa hidupnya.

Video call ke adiknya (sepupu) sembunyi-sembunyi,” kata ibunda Rizal, Sulastri, di rumah mereka di Lingkungan Sukowidi, Klatak, Kalipuro pada Selasa (15/4/2025).

Kepada adik sepupunya yang bernama Sifa, Rizal menunjukkan bagaimana lingkungan kerjanya, suasana mes, teman kerjanya, hingga bos-nya.

Namun, panggilan tatap muka itu tak bebas dilakukannya.

Rizal yang dipekerjakan sebagai scammer biasanya akan berpura-pura tengah menelepon pelanggan agar tidak ketahuan. “Terakhir telepon tanggal 16 Maret, minta doa agar selamat,” tutur Sulastri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau