LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu (16/4/2025).
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan bahwa Gunung Semeru mengalami lima kali letusan sejak pukul 00.00-10.00 WIB.
Empat letusan dapat teramati secara visual, sedangkan dua lainnya tidak terlihat karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Erupsi pertama yang dapat teramati terjadi pukul 01.55 WIB dengan letusan kolom abu berintensitas tebal setinggi 500 meter di atas puncak kawah, mengarah ke barat daya.
Baca juga: Selasa Pagi, Gunung Semeru Meletus 5 Kali, Semburkan Abu 1.000 Meter
Disusul pada pukul 05.11 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi berupa kolom abu berintensitas tebal dengan tinggi 500 meter yang juga mengarah ke barat daya.
Selanjutnya, Gunung Semeru mengalami erupsi pada pukul 06.57 WIB dengan semburan abu vulkanik berintensitas tebal setinggi 700 meter, mengarah ke barat daya.
Terbaru, erupsi terjadi pukul 07.28 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter berintensitas tebal, mengarah ke utara dan timur laut.
Sementara itu, erupsi yang tidak terlihat secara visual terjadi pada pukul 00.54 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 16 April 2025 pukul 07.28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak."
Baca juga: Gunung Semeru Meletus Hari Ini, Pendakian Masih Ditutup
Demikian tulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulis pada Rabu (16/4/2025).
Pada Selasa (15/4/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan erupsi berupa letusan sebanyak 54 kali.
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Baca juga: 3 Terdakwa Kasus Ganja Gunung Semeru Dituntut Denda Rp 1 Miliar dan Pidana Penjara Berbeda-beda
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbau dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang