Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian Mobil dengan Modus Rapikan Parkir Digagalkan, Kendaraan Ditemukan Berkat Siaran Radio

Kompas.com, 13 April 2025, 09:10 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Berdalih merapikan parkir, seorang residivis asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur memperdayai seorang pelanggan rumah makan hingga membawa kabur mobil Ertiga milik korban.

Peristiwa tersebut terjadi di rumah makan rawon yang berada di Desa Janti, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jumat (11/4/2025) pagi.

Namun, aksi pelaku yang membawa kabur mobil pelanggan rumah makan tersebut terlacak lewat siaran interaktif sebuah stasiun radio yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur.

Aksi pelaku membawa kabur mobil pelanggan rumah makan dengan dalih merapikan parkir itu berhasil digagalkan.

Baca juga: Sakit Hati, Pria di Magelang Otaki Pembakaran Motor dan Pencurian Mobil

Selain itu, pelaku ditangkap petugas dari Polres Gresik dan Polres Jombang, lalu dibawa dan ditahan di Mapolres Jombang.

Kronologis

Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas mengungkapkan, korban dari kejadian tersebut adalah Ahmad Kafani Hasanah (71), seorang pensiunan guru asal Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Ia menuturkan, korban bersama kerabatnya singgah di rumah makan rawon di Desa Janti, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, pada Jumat sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat duduk dan menunggu pesanan, korban didatangi seorang pria yang meminta izin untuk merapikan parkir serta meminta kunci mobil.

“Korban tidak menaruh curiga sehingga langsung memberikan kunci mobil kepada pelaku. Namun yang tidak disangka, mobil korban justru dibawa kabur oleh pelaku,” kata Yogas, di Mapolres Jombang, Sabtu (12/4/2025).

Pernyataan senada disampaikan Kafani, korban penipuan yang mobilnya dibawa kabur.

Baca juga: Anggotanya Curi Mobil lalu Tembak Mati Warga Sambil Mabuk, Kapolda Kalteng: Saya Malu

Ia mengaku tidak menyangka bahwa sosok yang dikira sebagai tukang parkir, ternyata seseorang yang membawa kabur mobil miliknya.

“Ya tidak curiga. Waktu datang ke saya, dia dengan sopan menyapa lalu minta izin memindahkan mobil karena parkirnya tidak lurus,” ungkap Kafani, di Mapolres Jombang, Sabtu (12/4/2025).

Pensiunan guru itu mengaku senang karena mobil yang sempat dibawa kabur pelaku, akhirnya berhasil dilacak dan dibawa pulang kembali.

Terlacak Pendengar Radio

Kompol Yogas mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan dan olah TKP, petugas memastikan, pelanggan rumah makan tersebut merupakan korban penipuan.

Selanjutnya, ujar dia, petugas dari Polsek Mojoagung dan Satuan Reskrim Polres Jombang melakukan pelacakan terhadap pelaku dan mobil Ertiga yang dibawa kabur pelaku.

Kasat Reskrim Polres AKP Margono Suhendra mengungkapkan, pelacakan mobil dan perburuan pelaku yang membawa kabur mobil terbantu oleh siaran interaktif sebuah stasiun radio.

“Setelah dilakukan pemeriksaan dan olah TKP, salah satu kerabat korban ada yang menghubungi Radio Suara Surabaya,” ungkap Margono.

“Ternyata, sekitar dua atau tiga jam setelah kejadian, ada pendengar yang melihat mobil tersebut berada di daerah Menganti, Kabupaten Gresik,” kata dia.

Baca juga: Duplikat Kunci hingga Pasang GPS, Warga Depok Curi Mobil BMW di Hotel Mewah di Semarang

Margono menuturkan, pendengar radio yang mengaku melihat keberadaan mobil yang dilarikan setelah menipu pemiliknya tersebut dan berinisiatif mengikuti dari belakang mobil.

Ia mengatakan, setelah memastikan bahwa mobil tersebut merupakan mobil pelanggan rumah makan yang dibawa kabur pelaku, pihaknya segera berkoordinasi dengan Polres Gresik.

Pelacakan dan perburuan pelaku, akhirnya terhenti di wilayah Menganti, Kabupaten Gresik, di mana pelaku membawa mobil tersebut ke tempat tinggalnya.

“Saat itu juga kami langsung berkoordinasi dengan teman-teman dari Polres Gresik. Pelaku dan barang bukti dapat kami amankan di daerah Menganti, Gresik,” kata Margono.

Baru Keluar Penjara

Pelaku yang membawa kabur mobil pelanggan rumah makan dengan dalih untuk memindahkan atau merapikan parkir mobil tersebut adalah Suprayitno, asal Dusun Ngepung, Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Meski berasal dari Kabupaten Jombang, pelaku juga memiliki tempat tinggal di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

Baca juga: Curi Mobil, Pria di Bogor Tabrak Sejumlah Kendaraan Saat Melarikan Diri

Margono mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap jika pelaku sudah melakukan perbuatan serupa di Mojokerto dan Gresik.

Bahkan, lanjutnya, pelaku baru keluar dari penjara pada November 2024 lalu akibat melarikan mobil orang lain dengan modus serupa.

“Pelaku ini seorang residivis dengan kasus yang sama. Dia dua kali terlibat dengan kasus yang sama dan baru keluar dari tahanan beberapa bulan yang lalu,” kata Margono.

Ia menuturkan, pelaku saat ditahan dan menjalani pemeriksaan intensif bersama penyidik Satreskrim Polres Jombang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau