Editor
KOMPAS.com - Klarifikasi seorang kepala desa yang mengaku takut pada istrinya ramai jadi bahan perbincangan di media sosial.
Kepala Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sunardi Hadi, tampil dalam sebuah video meminta maaf karena sebelumnya sempat menyatakan tidak takut istri.
Lantas, video klarifikasi ini serius atau cuma bercanda?
Dalam video pertama yang diunggah di akun TikTok miliknya, Sunardi tampak bersama tiga perangkat desa.
Baca juga: Awalnya Gagah, Ujungnya Klarifikasi: Kades di Jember Akui Takut Istri
Dengan nada penuh percaya diri, mereka menyatakan hal yang belakangan justru berbalik arah.
“Kami berempat tidak pernah takut sama istri,” ucap Sunardi sambil tertawa.
Namun tak berselang lama, muncul video kedua berisi permintaan maaf dan pengakuan bahwa mereka sebenarnya takut pada istri.
Baca juga: Strategi Dedi Mulyadi Lindungi Industri Jabar dari Tekanan Tarif Impor Trump
“Terkait video kami kemarin yang sempat viral, yang mana kami menyatakan bahwa kami berempat tidak takut istri, dengan ini kami klarifikasi bahwa kami menyatakan takut sama istri,” kata Sunardi dalam video klarifikasi.
Ia juga meminta warganet berhenti menyebarkan video tersebut karena telah berdampak pada kehidupan pribadi mereka.
“Kami mohon maaf dan menyesal telah membuat video kemarin, mohon dengan hormat yang menyimpan video untuk segera dihapus dan tidak dishare ulang ke mana-mana, karena kami berempat telah merasakan dampaknya,” tambahnya.
Kepada Kompas.com, Sunardi mengaku video tersebut awalnya dimaksudkan sebagai konten untuk menyambut warga usai libur hari raya.
“Awalnya kami mau buat video dengan ucapan kami siap melayani warga,” ujar Sunardi, Sabtu (12/4/2025).
Namun saat kamera mulai merekam, ia spontan mengubah naskah dan menyebut tidak takut istri. Hal itu dipicu oleh persoalan rumah tangganya yang sedang memanas.
“Saya memang lagi ada masalah dengan istri. Jadi spontan aja keluar kalimat itu,” jelasnya.
Keesokan harinya, sang istri merespons lewat pesan WhatsApp yang dikirim ke salah satu perangkat desa.
“Istri saya WA ke perangkat saya, bilang begini, sampaikan ke mas, saya juga tidak takut sama suami,” ungkap Sunardi.
Respons tersebut menjadi alasan utama dibuatnya video klarifikasi. Sunardi tak ingin masalah keluarga merembet ke ranah publik.
Sunardi mengaku tak menyangka videonya akan viral ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.
“Salah satu pejabat Kedubes RI di Kamboja juga menghubungi saya, nanya apakah video itu benar atau bukan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pihak kepolisian pun turut menanyakan soal video tersebut.
“Kapolres Jember juga menghubungi saya,” kata Sunardi.
Setelah kejadian ini, ia berjanji akan lebih berhati-hati dan fokus pada konten yang positif dan produktif, seperti mengenalkan potensi Desa Sidomukti.
“Biasanya saya bikin konten hanya bersifat informasi resmi tentang desa,” tuturnya. (Kontributor Jember Bagus Supriadi|Editor: Irfan Maullana)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang