Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Damkar Evakuasi Piton, Angkat Puluhan Kubik Kayu, dan Tips Cegah Ular Bersarang

Kompas.com, 10 April 2025, 08:41 WIB
Susi Gustiana,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Pertemuan dengan ular piton yang paling heroik dalam benak Rian, Komandan Regu (Danru) di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kabupaten Sumbawa, adalah ketika mengevakuasi hewan melata itu dengan mengangkat puluhan kubik kayu.

“Kami pernah mengangkat puluhan kubik kayu untuk mencari keberadaan ular piton yang berada di lingkungan rumah warga,” kata Rian saat ditemui pada Rabu (9/4/2025).

“Kami tidak akan pulang sebelum ular berhasil ditangkap. Di situlah jiwa kemanusiaan kami menjaga keselamatan warga dari bahaya gigitan ular dan sebagainya,” ucap dia. 

Warga kerap ketakutan jika melihat ular piton berada di lokasi rumahnya.

Saat pemilik rumah melihat hewan melata tersebut, mereka segera menelepon.

“Kebetulan yang punya rumah adalah tukang kayu. Ular piton sering muncul di lingkungan rumahnya, tetapi posisi terakhir tidak diketahui. Jadi kami harus mengangkat dulu puluhan kayu untuk evakuasi ular piton,” ucap Rian.

Baca juga: Akibat Banjir, Ular Piton 4 Meter Masuk ke Permukiman Warga di Jambi

Bahkan, setelah proses isolasi dan evakuasi ular, pihaknya juga membantu warga membersihkan dan mengembalikan barang-barang yang sudah dibongkar ke tempatnya.

Belajar dari pengalaman perjumpaan dengan ular piton, Rian menyebut sejumlah faktor rumah dimasuki ular itu. 

“Memang faktor kerentanan ada di lingkungan seperti rumah yang berlokasi di pinggir sawah, sungai, atau kebun. Selain itu, ada rantai makanan yang dikejar ular, antara lain ayam, tikus, dan lain-lain. Bahkan hewan ini bisa menelan mangsa seperti ayam hidup-hidup,” kata Rian.

Hewan melata ini juga bisa memanfaatkan tempat tinggal manusia sebagai lokasi bertelur.

Apabila ular masuk rumah, menurut dia, warga tidak boleh membunuh ular tersebut.

“Ular piton sebaiknya jangan dibunuh, ada beberapa warga yang mulai sadar. Biasanya setelah menangkap ular piton, mereka antar langsung ke sini. Kemarin ada ular piton panjang terbawa arus saat banjir bandang di Moyo Hilir, warga yang evakuasi antar ke kantor. Ada juga warga yang langsung datang ke sini karena di jok motor ada ular. Setelah evakuasi itu, kami akan menyerahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” ucap Rian.

Untuk langkah-langkah konservasi ular itu, seperti melepas ke hutan lindung dan lain-lain, menjadi ranah kebijakan BKSDA.

Baca juga: Begini Cara Aman Tangkap Ular Kobra di Rumah, Petugas: Jangan Dibunuh, Bisa Menyebar!

Ia memberikan beberapa tips untuk menjaga kebersihan di rumah agar ular piton tidak bersarang, di antaranya menutup celah dan lubang yang berpotensi dilalui ular.

"Hal pertama untuk mencegah ular masuk ke rumah adalah menjaga kebersihan dalam rumah, termasuk merapikan barang-barang yang tidak terpakai dan menutup lubang-lubang," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau