Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Safari Indonesia 2 Prigen Siagakan Penjaga AntisipasI Pengunjung Turun Mobil

Kompas.com, 3 April 2025, 17:33 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Taman Safari Indonesia (TSI) 2 Prigen, Jawa Timur, mengintensifkan pengawasan di setiap exhibit satwa menyusul lonjakan pengunjung yang signifikan.

Pihak pengelola menugaskan keeper di setiap area untuk memastikan keamanan pengunjung dan kenyamanan satwa.

"Setiap hari memang sudah ada keepernya, namun untuk liburan Lebaran yang ramai seperti ini, kami tingkatkan pengawasannya di setiap exhibit satwa," ungkap Kurniawan Yusuf, Head Of Sales & Marketing The Grand Taman Safari Prigen dan Baobab Safari Resort, Kamis (03/04/2025).

Yusuf menjelaskan bahwa selama liburan Lebaran tahun ini, jumlah pengunjung di TSI 2 Prigen melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa, mencapai lebih dari 10.000 orang.

Baca juga: Viral, Dua Remaja Turun dari Mobil Abadikan Foroy Kuda Nil TSI 2 Prigen

Hal ini memaksa pihaknya mengantisipasi secara ketat demi keamanan pengunjung, terutama di area Safari Adventure, di mana pengunjung dapat berkeliling menggunakan mobil di kawasan satwa dari berbagai belahan dunia.

"Selain keselamatan pengunjung, kenyamanan hewan juga kami perhatikan, seperti pada exhibit singa, harimau, dan kuda nil," tambahnya.

Pihak TSI 2 Prigen juga melakukan pemantauan maksimal setelah beredarnya video yang menunjukkan pengunjung turun dari kendaraan di area Safari Adventure, khususnya di exhibit kuda nil.

Manajemen Taman Safari Prigen menekankan bahwa tindakan tersebut sangat berbahaya dan melanggar peraturan yang ada.

Kejadian itu terjadi ketika pengunjung mencoba berinteraksi lebih dekat dengan satwa hippo di habitatnya.

"Pada saat kejadian, tim lapangan dengan sigap mengamankan situasi dan mengarahkan pengunjung untuk kembali ke dalam kendaraan," ujar Erwina Lemuel, General Manager The Grand Taman Safari Prigen Jawa Timur.

Erwina menegaskan bahwa sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Prigen berkomitmen untuk memprioritaskan keselamatan pengunjung dan satwa.

Oleh karena itu, beberapa peraturan dasar diberlakukan di area Safari Adventure, di antaranya larangan keluar dari kendaraan, larangan membuka kaca di zona karnivora, serta pemantauan ketat oleh tim khusus di beberapa titik.

Baca juga: Dua Bayi Beruang Coklat Lahir di Taman Safari Prigen Pasuruan

“Kami memahami antusiasme pengunjung yang datang ke Taman Safari Prigen, terutama untuk berinteraksi dengan satwa."

"Namun, kami tetap menekankan pentingnya mengikuti peraturan yang berlaku demi keselamatan pengunjung dan kesejahteraan satwa."

"Kepatuhan terhadap aturan ini sangat penting agar pengalaman safari tetap aman, nyaman, dan edukatif bagi semua pihak,” tegasnya.

Sebelumnya, Taman Safari Indonesia (TSI) 2 Prigen mendadak ramai diperbincangkan setelah video dua pengunjung yang nekat turun dari mobil di area hippo beredar di media sosial.

Dalam video tersebut, dua remaja terlihat turun dari mobil putih berplat nomor L 1205 MN dan mendekat untuk memotret kuda nil di kolamnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau