Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kemudi, Perjuangan Mengejar Rezeki di Momen Lebaran

Kompas.com, 2 April 2025, 15:19 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah keramaian jalanan saat Lebaran Hari Raya Idul Fitri, Muhammad Alif Habibie, seorang sopir elf, harus beradu dengan waktu.

Meskipun sebagian besar orang menikmati momen kebersamaan dengan keluarga, Habibie harus mengorbankan waktu bersama orang-orang tercinta demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Mulai beroperasi sejak hari kedua Lebaran, Habibie tidak hanya menjalankan profesinya sebagai sopir, tetapi juga sebagai kepala keluarga yang berusaha memastikan asap dapur tetap mengepul.

"Selain paket tur, selama Lebaran saya lebih banyak menyewakan elf plus sopir. Permintaan meningkat karena banyak yang butuh kendaraan untuk silaturahmi," ungkap Habibie kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2025).

Baca juga: Modus Sewa Mobil, Pemuda Sragen Ditangkap Polisi

Keputusan untuk bekerja di tengah suasana Lebaran bukan tanpa alasan.

Selama bulan Ramadhan, Habibie mengalami sepinya orderan dan tidak mendapatkan pemasukan dari usaha perjalanan.

Untuk menyambung hidup, ia terpaksa beralih profesi menjadi penjual singkong keju.

"Bulan lalu benar-benar tidak ada pemasukan sama sekali. Jadi, Lebaran ini adalah kesempatan untuk menutupi kebutuhan bulan sebelumnya," kata pemilik Sultan Muda Trans tersebut.

Ia menjelaskan bahwa rental mobil biasa sudah habis dipesan, sehingga banyak yang beralih ke mobil besar seperti elf yang lebih efisien dan murah untuk rombongan.

"Kalau ELF tidak sampai dua kali lipat. Mungkin hanya naik 20-30 persen. Ya, Lebaran itu pasti naik sedikit karena ramai, jalan macet, dan biaya operasional naik, terutama BBM dan tambahan tenaga untuk sopir," tambahnya.

Baca juga: Lonjakan Sewa iPhone Jelang Lebaran: Antara Kebutuhan, Gengsi dan Peluang Bisnis

Habibie tidak hanya mengantar keluarga yang ingin bersilaturahmi, tetapi juga melayani berbagai keperluan lainnya.

"Lebaran kedua saya mengantar orang mudik ke Trenggalek. Hari ketiga, mengantar rombongan lamaran ke Wonogiri. Setelah itu, sudah penuh untuk wisata keluarga. Jadi, hampir tidak ada hari tanpa perjalanan panjang," ujarnya.

Manajemen waktu dan tantangan di jalan

Dengan jadwal yang padat, Habibie harus cermat dalam mengatur waktu.

Ia memberikan briefing jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan kepada penanggung jawab penyewa.

"Kalau sewa elf itu sistemnya harian, bukan per tanggal. Jadi harus selesai sebelum tengah malam. Kalau ada kendala di jalan, waktu acara bisa kita persingkat untuk menghindari keterlambatan," ujarnya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau