SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah keramaian jalanan saat Lebaran Hari Raya Idul Fitri, Muhammad Alif Habibie, seorang sopir elf, harus beradu dengan waktu.
Meskipun sebagian besar orang menikmati momen kebersamaan dengan keluarga, Habibie harus mengorbankan waktu bersama orang-orang tercinta demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Mulai beroperasi sejak hari kedua Lebaran, Habibie tidak hanya menjalankan profesinya sebagai sopir, tetapi juga sebagai kepala keluarga yang berusaha memastikan asap dapur tetap mengepul.
"Selain paket tur, selama Lebaran saya lebih banyak menyewakan elf plus sopir. Permintaan meningkat karena banyak yang butuh kendaraan untuk silaturahmi," ungkap Habibie kepada Kompas.com, Rabu (2/4/2025).
Baca juga: Modus Sewa Mobil, Pemuda Sragen Ditangkap Polisi
Keputusan untuk bekerja di tengah suasana Lebaran bukan tanpa alasan.
Selama bulan Ramadhan, Habibie mengalami sepinya orderan dan tidak mendapatkan pemasukan dari usaha perjalanan.
Untuk menyambung hidup, ia terpaksa beralih profesi menjadi penjual singkong keju.
"Bulan lalu benar-benar tidak ada pemasukan sama sekali. Jadi, Lebaran ini adalah kesempatan untuk menutupi kebutuhan bulan sebelumnya," kata pemilik Sultan Muda Trans tersebut.
Ia menjelaskan bahwa rental mobil biasa sudah habis dipesan, sehingga banyak yang beralih ke mobil besar seperti elf yang lebih efisien dan murah untuk rombongan.
"Kalau ELF tidak sampai dua kali lipat. Mungkin hanya naik 20-30 persen. Ya, Lebaran itu pasti naik sedikit karena ramai, jalan macet, dan biaya operasional naik, terutama BBM dan tambahan tenaga untuk sopir," tambahnya.
Baca juga: Lonjakan Sewa iPhone Jelang Lebaran: Antara Kebutuhan, Gengsi dan Peluang Bisnis
Habibie tidak hanya mengantar keluarga yang ingin bersilaturahmi, tetapi juga melayani berbagai keperluan lainnya.
"Lebaran kedua saya mengantar orang mudik ke Trenggalek. Hari ketiga, mengantar rombongan lamaran ke Wonogiri. Setelah itu, sudah penuh untuk wisata keluarga. Jadi, hampir tidak ada hari tanpa perjalanan panjang," ujarnya.
Dengan jadwal yang padat, Habibie harus cermat dalam mengatur waktu.
Ia memberikan briefing jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan kepada penanggung jawab penyewa.
"Kalau sewa elf itu sistemnya harian, bukan per tanggal. Jadi harus selesai sebelum tengah malam. Kalau ada kendala di jalan, waktu acara bisa kita persingkat untuk menghindari keterlambatan," ujarnya.