MALANG, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Wilayah (KPWi) Bank Indonesia (BI) Malang angkat bicara menanggapi viralnya seorang pemuda bernama Wildan di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang mengaku menyediakan uang pecahan baru hingga Rp 2 miliar untuk jasa penukaran.
Kepala Unit Pengedaran Uang KPWi BI Malang, Taufik Hidayat, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan uang pecahan baru kepada seseorang dalam jumlah banyak.
"Kita tidak melakukan pengeluaran secara khusus ke seseorang atau personal dengan jumlah yang besar," kata Taufik, Selasa (25/3/2025).
Baca juga: Pemuda di Pasuruan Pamer Tumpukan Uang Baru Rp 2 Miliar untuk Jasa Penukaran
Dia tidak mengetahui bagaimana Wildan bisa mendapatkan uang pecahan baru dengan jumlah miliaran rupiah.
Dia menjelaskan bahwa uang yang diedarkan BI, selain melalui pihaknya sendiri, juga melalui perbankan.
"Layanan kas keliling juga kita (BI Malang) biasanya menerima penukaran uang rusak, kalau di perbankan terserah perbankannya, tetapi kita berharap mereka bisa bijak," katanya.
Baca juga: Video Viral Jasa Penukaran Uang Baru Punya Tumpukan Uang Rp 2 Miliar, BI Beri Peringatan
"Untuk yang Serambi (layanan penukaran uang dalam rangka Hari Raya Idul Fitri), kita (BI Malang) mengeluarkan melalui aplikasi Pintar dengan dibatasi jumlah maksimalnya Rp 4,3 juta setiap penukar," sambungnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk menukarkan uang di outlet resmi yang telah ditunjuk BI Malang dan layanan kas keliling BI.
"Kenapa? Karena agar lebih aman terhindar dari uang palsu, penipuan, kurang, dan sebagainya. Sebenarnya di Pasuruan sudah ada, kita ada layanan kas keliling tematik sudah dua kali di sana," katanya.
Sebelumnya diberitakan, nama Wildan, seorang pemuda di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mendadak menjadi viral setelah mengunggah video jasa penukaran uang pecahan baru di TikTok.
Pemuda itu mengaku menyediakan uang pecahan baru senilai Rp 2 miliar. Dalam videonya, terlihat tumpukan uang pecahan dari Rp 1.000 hingga Rp 20.000. Uang pecahan baru ditumpuk dengan bungkus plastik transparan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang