"Keamanan alat ini sudah teruji. Sebelum mendapat izin edar, VNS telah melalui empat tahap uji klinis yang ketat," tegas dr. Heri.
Meskipun dapat mengurangi kejang, VNS bukanlah pengobatan yang menyembuhkan epilepsi.
Teknologi ini termasuk dalam terapi paliatif, yaitu terapi yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien.
"Setelah menggunakan VNS, pasien tetap harus mengonsumsi obat epilepsi. Namun, dosis obat dapat dikurangi secara bertahap setelah kejang lebih terkendali," jelasnya.
VNS menggunakan baterai yang rata-rata bertahan 5–10 tahun.
Setelah habis, baterai bisa diganti dengan prosedur yang lebih sederhana dibandingkan pemasangan awal.
Dengan hadirnya VNS, harapan baru bagi penderita epilepsi di Indonesia semakin terbuka. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi kejang tetapi juga memungkinkan pasien untuk lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari.
"Epilepsi bukanlah penghalang untuk menjalani hidup yang produktif. Dengan pengobatan yang tepat, penderita epilepsi tetap bisa beraktivitas dan berkarya," tutup dr. Heri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang