SUMENEP, KOMPAS.com - Di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, penyakit epilepsi atau yang dikenal dengan sebutan ayan atau sawan jarang dilaporkan ke puskesmas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, mengungkapkan bahwa di Kabupaten Sumenep ada 30 puskesmas yang berada di wilayah daratan dan kepulauan.
Hanya saja, selama tahun 2024, baru 4 puskesmas yang melaporkan telah menangani penyakit yang biasanya ditandai dengan kejang-kejang dan tidak sadarkan diri itu.
Baca juga: Menghapus Stigma, Membangun Kemandirian untuk Penderita Epilepsi
Empat puskesmas itu di antaranya Puskesmas Kepulauan Raas sebanyak 29 kasus, Puskesmas Batuan 2 kasus, Puskesmas Nonggunong Kepulauan Sepudi 1 kasus, dan Puskesmas Kangayan Pulau Kangean sebanyak 10 kasus.
"26 puskesmas lainnya belum ada laporan," kata Achmad Syamsuri kepada Kompas.com, Rabu (12/3/2025).
Baca juga: Epilepsi Bukan Aib, Upaya Linksos Tingkatkan Kesadaran dan Pemberdayaan
Achmad Syamsuri menduga, ada beberapa faktor mengapa penyakit epilepsi itu jarang dilaporkan.
Di antaranya, penderita epilepsi tidak memiliki keluhan yang dirasa perlu untuk dikonsultasikan ke puskesmas.
Selain itu, karena penderita epilepsi belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai penyakit yang sering datang secara mendadak itu.
Biasanya, di masing-masing puskesmas, ada sekitar 10 penyakit terbanyak yang dikonsultasikan kepada dokter.
Misalnya muntaber, Demam Berdarah Dengue (DBD), batuk, infeksi kulit, dan lainnya.
"Setahu saya, jarang orang tiba-tiba datang ke puskesmas dan bilang saya menderita ayan, Pak, jarang," sambung dia.
Setahu Syamsuri, warga dan bahkan keluarga penderita epilepsi beranggapan bahwa penyakit itu akan sembuh dengan sendirinya dan tidak perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
Penderita epilepsi akan mengalami kejang, tidak sadarkan diri, dan sebagian mengeluarkan busa dari mulutnya hanya dalam hitungan menit.
"Biasanya epilepsi terjadi antara 5-10 menit. Maksimal, atau paling lama 30 menit. Setelah itu, biasanya penderita sadar kembali seperti sedia kala," terang dia.
"Kadang hanya diberi minyak kayu putih, setelah itu sembuh," ujarnya.