MALANG, KOMPAS.com - Penjualan kurma di Kota Malang, Jawa Timur, tak selalu ramai pada awal Ramadhan 1446 Hijriah.
Salah satu toko di Jalan Piere Kapten Tendean mengaku mengalami sepi pembeli dengan alasan pengaruh derasnya penjualan kurma online.
Pegawai Toko Amanah tersebut, Ahmad Soni (31) mengatakan bahwa rata-rata penjualan kurma di tempatnya bekerja itu berkisar 8-10 kilogram dalam sehari.
Hal ini berbeda saat Ramadhan tahun 2024 lalu, yang bisa terjual hingga 20 kilogram.
"Kalau tahun ini agak sepi, orang-orang lebih memilih belanja di online ketimbang langsung datang ke toko. Kemungkinan orang-orang ya malas keluar, jadi lebih memilih pesan di online, enggak usah keluar rumah, lebih praktis," kata Ahmad Soni, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Demam Kurma saat Ramadhan, Jalan Agus Salim Semarang Jadi Pasar Dadakan
Kondisi itu juga terjadi pada penjualan kurma yang ada di dalam kemasan kardus.
"Setiap dus isinya 10 kilogram, itu sekarang orang paling beli satu atau dua dus saja, tapi enggak setiap hari. Kalau tahun lalu bisa 5 dus, 10 dus, setiap harinya," katanya.
Menurutnya, penjualan kurma yang sepi di tokonya karena dipengaruhi adanya peningkatan harga, meskipun di toko online sebenarnya juga dibebankan ongkos kirim.
Harga kurma yang dijual di Toko Amanah mulai dari Rp 40.000 hingga Rp 121.000 setiap kilogramnya, tergantung dari jenisnya.
"Beberapa kurma itu harganya naik, jadi orang-orang ini lebih memilih belanja di online, karena kenaikannya berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 30.000 lumayan tinggi naiknya," katanya.
Selain itu, di Toko Amanah tidak menjual produk kurma asal Israel.
"Kalau disini jual kurma non-Israel, anti sama Israel karena kita tahu saudara kita di Palestina dijajah sudah berapa tahun itu lamanya. Jadi kita benar-benar boikot produk-produk Israel," katanya.
Baca juga: Menu MBG di Palangka Raya Disesuaikan dengan Takjil Puasa, Ada Kurma, Biskuit, hingga Kolak
Berbeda dengan toko lainnya, di Toko Raja Kurma yang berada di Jalan Yulius Usman, ramai dengan pembeli kurma.
Pemilik Toko Raja Kurma, Zakaria mengatakan, penjualan kurma di tempatnya meningkat drastis lebih dari 100 persen saat awal Ramadhan ini.
"Kita setiap hari datang satu truk kurma dari berbagai jenis, satu truk itu sekitar 7 ton kurma, ini sekitar 10-15 truk yang sudah masuk sini," kata Zakaria.
Penjualan jenis kurma yang paling laris di tempatnya, yakni dari Mesir seperti golden valley, kemudian juga sukari dan ajwa dari Arab Saudi, serta kurma ruthob dari Libya.
"Kita tidak menjual kurma Israel, jadi kurma Israel itu kurmanya jenis kurma medjool, sedangkan kita jual kurma medjool cuma yang dari Palestina, dan kita mempunyai sertifikat asli dari Palestina-nya juga, dari petaninya langsung," katanya.
Untuk harga kurma eceran yang dijualnya mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 300.000 setiap kilonya.
Kemudian, untuk harga kurma dalam kemasan kardus mulai dari Rp 185.000 hingga Rp 300.000 setiap 10 kilogram.
"Kalau harganya ada beberapa yang naik, seperti kurma khalas saad, kemudian yang sebagian besarnya tetap sih. Kita kalau harga ngikutin supplier-nya, dapatnya berapa, kita jual berapa. Jadi kalau naik kita naikkan, kalau enggak naik ya tetap aja gitu," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang