SIDOARJO, KOMPAS.com - Suasana dapur rumahan di Sidoarjo itu terasa hangat.
Tangan-tangan terampil bergerak cepat membentuk adonan, memotong, menghias, dan mengoven kue-kue kering.
Aroma mentega dan susu yang menguar di udara seakan menjadi pertanda Ramadhan telah tiba.
Di balik kesibukan produksi kue Lebaran ini, ada sosok Puspita Arvina Amalia Putri yang bersama tim kecilnya tengah mempersiapkan ratusan toples kue Lebaran pesanan pelanggan.
Baca juga: Cara Membuat Kue Kering Keju, Pakai Bahan Sederhana
Bulan Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, melainkan juga momentum bisnis bagi perempuan muda ini.
"Ini momentumnya pas sekali. Ramadhan itu kan puasa, kemudian setelah Ramadhan sampai Hari Raya, pastinya orang-orang berbondong-bondong kasih hampers ke orang tersayang," ungkap Puspita.
Namun, perjalanan bisnisnya tidak dimulai dengan modal besar atau rencana matang.
Usaha kue Lebaran miliknya justru bermula dari sesuatu yang tak disangka, yaitu "kegabutan".
"Jujur, memulai usaha ini itu berawal dari gabut sebetulnya. Saya mikir, 'Ya Allah, aku loh mainan HP itu apa iya sih hanya mainan HP, skrol-skrol TikTok, tidak ada manfaatnya.' Sesekalilah berpenghasilan dari TikTok atau sosial media," tuturnya saat ditemui di kediamannya di Sukodono, Sidoarjo pada Jumat (07/03/2025).
Baca juga: 3 Cara Membuat Kue Kering Lebaran agar Tidak Mudah Berjamur
Puspita memulai usaha ini bersama temannya dan ibu dari temannya tersebut.
Sebelumnya, mereka telah menjalankan bisnis online shop menjual skincare dan camilan ringan seperti cireng isi.
Ide membuat kue Lebaran muncul dari ibu teman Puspita.
Di tahun pertama usahanya pada 2024, mereka berhasil menjual kurang lebih 300 toples.
Target di tahun 2025 ini, Puspita berharap bisa meningkatkan penjualan hingga 500 toples.
"Harapan kami semoga di setiap kali Ramadhan itu usaha kami mengalami peningkatan," tuturnya.