SURABAYA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi waktu untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga untuk berbagi dan menjaga tradisi.
Salah satu tradisi yang tetap bertahan adalah menikmati kurma saat berbuka puasa.
Buah yang disebut dalam sunah Nabi ini bukan sekadar takjil, melainkan juga simbol keberkahan.
Baca juga: Ditemukan Kurma Berlabel Kosher dari Israel, Amankah Dikonsumsi?
Kurma menjadi pilihan utama bagi banyak orang karena manfaatnya yang luar biasa.
Selain memberikan energi cepat setelah seharian berpuasa, kurma juga membantu menjaga keseimbangan gula darah, melancarkan pencernaan, dan menjaga hidrasi tubuh.
Lonjakan permintaan kurma selama bulan suci ini membawa berkah bagi para pedagang dan kebahagiaan bagi pembelinya.
Suasana ramai terlihat di pusat penjualan kurma Lawang Agung yang terletak di Gayung Sari, Surabaya.
Baca juga: Di Mana Sebaiknya Menyimpan Kurma, Kulkas atau Suhu Ruang?
Tempat ini merupakan salah satu cabang dari kawasan Sunan Ampel.
Para pembeli datang berbondong-bondong, mulai dari yang membeli untuk kebutuhan pribadi hingga mereka yang ingin berbagi dengan sesama.
Bagi para pedagang, Ramadhan adalah masa tersibuk sepanjang tahun.
Setiap hari mereka melayani pelanggan dari berbagai daerah akibat lonjakan permintaan kurma.
"Ya, kami mengalami kenaikan cukup drastis, bisa sampai 3-4 kali lipat dibandingkan hari biasanya. Kebutuhan masyarakat akan kurma sangat meningkat di bulan Ramadhan ini," ujar Said Riyadi, Head of Marketing Lawang Agung.
Said juga menambahkan, "Pesanan kurma ada ke Papua, pengiriman hampir rata, mulai dari Aceh, Sumatera, Kalimantan itu hampir imbang."
Kurma yang dijual di Lawang Agung dikategorikan menjadi tiga jenis:
Seorang pegawai sedang memenata kurma di Lawang Agung Gayungsari Surabaya, Kamis (6/3/2025) sore.low, middle, dan up, masing-masing dengan keunikan tersendiri.