Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumornya Hilang "Diculik" Jin, Juriyah Pamekasan Benar-benar Hilang

Kompas.com, 7 Maret 2025, 10:30 WIB
Nur Khalis,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Juriyah (65), warga Desa Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dinyatakan hilang sejak 13 Februari 2025.

Hingga kini, jasadnya belum ditemukan, meskipun rumor beredar bahwa ia "diculik" jin, yang membuat geger masyarakat setempat.

Kepala Polisi Sektor Pegantenan, Iptu Heri Siswanto, mengonfirmasi bahwa proses pencarian Juriyah telah dihentikan setelah berbagai upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Nenek Hilang di Pamekasan, Rumornya Diculik Jin

"Iya, pencarian sudah dihentikan Mas," kata Iptu Heri saat memberikan keterangan kepada Kompas.com, Jumat (7/3/2025).

Upaya terakhir yang dilakukan adalah mendatangkan dua anjing pelacak atau K-9 dari Polda Jawa Timur. Namun, setelah satu hari pencarian, hasilnya tetap nihil.

"K-9 sudah melakukan lacak sehari penuh. Tetap tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari unit itu," tambah Heri.

Sebelum itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan juga telah mendirikan tenda di sekitar lokasi ditemukannya sandal dan arit milik korban selama satu minggu.

Tim SAR, polisi, TNI, dan warga telah melakukan pencarian setiap hari, tetapi tetap tidak menemukan jejak Juriyah.

Baca juga: Gelapkan Motor Teman di Sumenep, Anggota Polres Pamekasan Ditangkap

Warga dan tokoh masyarakat di Desa Tebul Timur telah menggelar doa bersama berkali-kali dengan harapan jasad Juriyah dapat ditemukan.

Selain itu, upaya mendatangkan orang pintar juga telah dilakukan beberapa kali, namun tetap tidak membuahkan hasil.

Sampai saat ini, Juriyah masih dinyatakan hilang.

Pencarian dihentikan atas kesepakatan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) dengan pihak keluarga, karena upaya pencarian dengan tenaga manusia dan anjing pelacak telah dilakukan secara maksimal.

"Langkah terakhir itu, mungkin ada keilmuan-keilmuan yang beranggapan (korban) dibawa makhluk halus, ya silakan mereka biar berupaya di situ, Mas," ungkap Heri.

"Karena hasil pengamatan, pencarian dari kemampuan manusia dan K-9 tidak berhasil," tutupnya.

Baca juga: Bau Air Sumur yang Tewaskan 5 Warga Pamekasan Menyengat, Polisi Selidiki

Sebelumnya, masyarakat Desa Tebul Timur digegerkan dengan berita hilangnya Juriyah, yang pamit mencari rumput pada sore hari yang sama.

Keluarga dan warga desa sempat mencari tetapi hanya menemukan sandal dan arit milik korban di area semak belukar yang dikenal angker.

Diketahui bahwa Juriyah diduga mengidap gangguan kesehatan mental.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau