"Kalau pembeli ya kadang bertanya, ini MinyaKita beneran (asli) apa tidak, ya saya ngerti kenapa mereka bertanya begitu," ungkapnya.
Pedagang minyak yang lain, Zayyana, mengaku juga sempat ditawari MinyaKita dengan takaran yang berbeda.
Namun, dirinya menolak karena kemasan botolnya lebih kecil dari kemasan botol MinyaKita pada umumnya.
Zayyana menambahkan, biasanya MinyaKita itu ditawarkan oleh sales baru yang tidak dia kenal.
"Itu kayak minyak selundupan, yang menawarkan (sales) baru," katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumenep, Moh. Ramli, merespons dugaan adanya MinyaKita dengan takaran berbeda beredar di pasar.
Diskoperindag akan mengecek kebenaran info itu.
Jika memang terbukti tidak sesuai, ada sejumlah opsi yang bisa dilakukan, di antaranya dengan melaporkannya kepada pihak berwenang.
"Nanti kita akan cek lah, apa benar ada itu," ungkap dia.
"Kalau memang terbukti bahwa tidak sesuai, nanti kita kan bisa ambil langkah, entah dilaporkan dalam posisi apa. Kan gitu," pungkas dia.
Sebelumnya, beredar video testimoni ukur ulang MinyaKita kemasan botol oleh seorang pembeli di sejumlah platform media sosial.
Video itu berisi narasi yang meminta masyarakat berhati-hati terhadap produk MinyaKita yang tidak sesuai antara isi dan kemasannya, yang menunjukkan produk MinyaKita kemasan 1 liter ternyata hanya berisi 750 mililiter saja.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang