SURABAYA, KOMPAS.com - Pihak SMPN 13 Surabaya mengaku sudah mengimbau kepada siswa untuk menyampaikan ke pihak sekolah jika ada yang tidak sesuai dengan menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami sudah sampaikan ke anak-anak, kalau ada apa-apa, terkait keluhan apa, sampaikan ke bapak atau ibu guru, nanti akan diteruskan ke tim MBG," kata Humas SMPN 13, Karyadi saat dikonfirmasi, Rabu (26/2/2025).
Menurut dia, beberapa anak mengeluh setelah mendapatkan buah basi dalam menu MBG yang diterima.
Baca juga: Soal MBG Basi, Ini Penjelasan Bapanas
Selain itu, sejumlah murid mengaku memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
Karyadi mengungkapkan, pihaknya hanya memiliki tugas untuk menyampaikan keluhan dari para muridnya.
Dia tidak mengetahui proses evaluasi dari program pemerintah pusat tersebut.
"Kalau sekolah, kita hanya menyampaikan, karena kita sebagai user hanya menyampaikan ke Tim MBG, ada buah yang rasanya masam dan sebagainya, sesuai keluhan anak-anak," ujarnya.
Selain itu, kata Karyadi, pihaknya telah melaporkan sejumlah siswa yang memiliki alergi makanan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya.
"Akhirnya kita sampaikan bahwa kita sudah menyusun SOP (standar operasional prosedur). Karena kita tidak mengenal kesehatan, kita hanya melihat secara fisik," katanya.
"Misalnya kalau makanan (MBG) itu kita curigai basi dan sebagainya, maka kita setop atau berhentikan untuk tidak disampaikan ke siswa," ucapnya.
Baca juga: Nilai Penting dari Aksi Siswa SDN Karangwuluh Mencuci Sendok Usai Menyantap MBG
Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Jawa Timur (Jatim) menemukan sejumlah makanan basi dalam menu MBG yang dibagikan ke murid SMPN 13 Surabaya.
Kepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Perwakilan Jatim, Ahmad Azmi, mengatakan hal tersebut ditemukan oleh timnya saat sidak, Selasa (25/2/2025).
"Kami bertanya kepada anak-anak, apakah pernah mengonsumsi dari program MBG ini makanan yang basi. Mereka menjawab pernah," kata Azmi ketika dikonfirmasi, Selasa (25/2/2025).
Kemudian, kata Azmi, beberapa murid mengaku mendapatkan buah basi pada menu MBG yang dibagikan pada hari itu.
Akan tetapi, menurutnya, tidak seluruh siswa merasakan hal tersebut.
“Tapi tidak seluruh buah yang dibagikan ke siswa. Beberapa siswa menerima makanan yang di dalamnya terdapat buah yang sudah basi, itu satu kelas sekitar 5 sampai 7,” ucapnya.
Azmi juga mendapatkan laporan bahwa sempat ada sayuran basi yang dibagikan ke murid SMPN 13 tersebut.
Namun, dia tidak menjelaskan kapan para siswa menerima makanan itu.
"Program MBG itu kan sebenarnya program yang sifatnya treatment (perawatan), ya, men-treatment siswa yang sebelumnya tidak bergizi menjadi bergizi, kira-kira begitu," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang