BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dipastikan memimpin kembali Bumi Blambangan untuk periode keduanya pada 2025-2030 setelah melalui jalan terjal sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Setelah MK menyatakan gugatan yang diajukan rivalnya, Ali Makki Zaini-Ali Ruchi, tidak dapat diterima, Ipuk dan wakilnya, Mujiono dinyatakan memimpin pemerintahan di wilayah ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Terpilih kembali memimpin Banyuwangi, Ipuk memiliki tempat di hati warganya.
Dia memiliki julukan "Sang Bunga Desa" berkat program yang dia canangkan beberapa hari setelah dilantik pada awal tahun 2021.
Baca juga: Ipuk Fiestiandani Belum Tahu Jadwal Retret Kepala Daerah
Sejak awal masa pemerintahannya, wanita kelahiran Magelang, 10 September 1974 itu rutin menggelar kegiatan Bupati Ngantor di Desa, atau yang biasa disebut "Bunga Desa".
“Ipuk rutin datang ke desa-desa untuk menjalankan berbagai program. Sasaran utamanya adalah desa-desa yang berada jauh dari pusat perkotaan,” demikian dilansir dari buku Sang Bunga Desa: Kiprah Banyuwangi di Masa Ipuk Fiestiandani.
Dalam program itu, Ipuk "jemput bola". Dia akan tinggal seharian dari pagi hingga petang, bahkan menginap untuk menjaring dan mengurai persoalan yang dihadapi warganya.
Persoalan itu di antaranya digitalisasi, pendidikan, termasuk ancaman putus sekolah dan bullying, infrastruktur, penguatan ekonomi, UMKM, hingga persoalan kesehatan.
Dari Bunga Desa pula, Ipuk mengeluarkan kebijakan untuk menambah fasilitas kendaraan bagi tenaga kesehatan di wilayah terluar, bantuan ambulans jenis Triton, hingga membangun rumah bersalin di wilayah terpencil, Sarongan.
“Ini komitmen kami untuk memberikan sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat Sarongan dan sekitarnya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang bergotong royong,” ucap Ipuk, masih dalam buku tersebut.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Ipuk tak lepas dari perjalanan karier yang dilakoninya.
Ipuk memulai pendidikan di TK Patra II Jakarta, lalu SD Negeri Cempaka Putih Barat II Pagi dan lulus tahun 1986.
Dia kemudian mengenyam pendidikan di SMP Negeri 216 Jakarta, kemudian SMA Negeri 68 Jakarta, lulus tahun 1992, dan lulus dari IKIP Jakarta tahun 1999.
Tak berhenti sampai di situ, dia pernah menjalani kursus pelayanan umum di berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.
Sebelum dilantik menjadi Bupati Banyuwangi pada tahun 2021, meneruskan pengabdian suaminya, Abdullah Azwar Anas, dia juga telah menjalani pengabdian kepada masyarakat Banyuwangi.
Baca juga: Ipuk Cuti Kampanye Pilkada, Plt Bupati Banyuwangi Diisi Wabup Sugirah