Salin Artikel

Profil Bupati Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa dari Banyuwangi

Setelah MK menyatakan gugatan yang diajukan rivalnya, Ali Makki Zaini-Ali Ruchi, tidak dapat diterima, Ipuk dan wakilnya, Mujiono dinyatakan memimpin pemerintahan di wilayah ujung timur Pulau Jawa tersebut.

Terpilih kembali memimpin Banyuwangi, Ipuk memiliki tempat di hati warganya.

Dia memiliki julukan "Sang Bunga Desa" berkat program yang dia canangkan beberapa hari setelah dilantik pada awal tahun 2021.

Sejak awal masa pemerintahannya, wanita kelahiran Magelang, 10 September 1974 itu rutin menggelar kegiatan Bupati Ngantor di Desa, atau yang biasa disebut "Bunga Desa".

“Ipuk rutin datang ke desa-desa untuk menjalankan berbagai program. Sasaran utamanya adalah desa-desa yang berada jauh dari pusat perkotaan,” demikian dilansir dari buku Sang Bunga Desa: Kiprah Banyuwangi di Masa Ipuk Fiestiandani.

Dalam program itu, Ipuk "jemput bola". Dia akan tinggal seharian dari pagi hingga petang, bahkan menginap untuk menjaring dan mengurai persoalan yang dihadapi warganya.

Persoalan itu di antaranya digitalisasi, pendidikan, termasuk ancaman putus sekolah dan bullying, infrastruktur, penguatan ekonomi, UMKM, hingga persoalan kesehatan.

Dari Bunga Desa pula, Ipuk mengeluarkan kebijakan untuk menambah fasilitas kendaraan bagi tenaga kesehatan di wilayah terluar, bantuan ambulans jenis Triton, hingga membangun rumah bersalin di wilayah terpencil, Sarongan.

“Ini komitmen kami untuk memberikan sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat Sarongan dan sekitarnya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang bergotong royong,” ucap Ipuk, masih dalam buku tersebut.

Ipuk memulai pendidikan di TK Patra II Jakarta, lalu SD Negeri Cempaka Putih Barat II Pagi dan lulus tahun 1986.

Dia kemudian mengenyam pendidikan di SMP Negeri 216 Jakarta, kemudian SMA Negeri 68 Jakarta, lulus tahun 1992, dan lulus dari IKIP Jakarta tahun 1999.

Tak berhenti sampai di situ, dia pernah menjalani kursus pelayanan umum di berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Sebelum dilantik menjadi Bupati Banyuwangi pada tahun 2021, meneruskan pengabdian suaminya, Abdullah Azwar Anas, dia juga telah menjalani pengabdian kepada masyarakat Banyuwangi.

Mulai dari berkarier menjadi Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Banyuwangi, Anggota Dewan Penasehat Dharma Wanita Persatuan, dan Ketua Yayasan Kesejahteraan dan Pendidikan Tuna Indra (YKPTI) Banyuwangi.

Ipuk juga pernah menjadi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Banyuwangi, Bunda PAUD Banyuwangi, Penasihat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Banyuwangi, serta Penasehat Ikatan Wanita Pengusaha (Iwapi) Banyuwangi.

Kemudian, dia menjalani tugas sebagai Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Banyuwangi, Anggota Divisi Peningkatan Partisipasi dan Kesadaran Masyarakat-Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Banyuwangi, serta Anggota Majelis Pembimbing Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Banyuwangi.

Pada masa kepemimpinannya, Banyuwangi meraih berbagai penghargaan, dan berkat prestasinya, magister manajemen dan kebijakan publik Universitas Airlangga itu mendapat tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha pada tahun 2024.

Profil Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono

Pada periode kedua pemerintahannya, Ipuk Fiestiandani yang sebelumnya berpasangan dengan Sugirah, kini menggandeng wakil baru, Mujiono.

Nama Mujiono sangat familiar di pemerintahan Banyuwangi. Sebab, putra daerah kelahiran 15 September 1966 itu memiliki karier yang cemerlang sebagai birokrat.

Sebelum maju di Pilkada Banyuwangi bersama Ipuk, dia menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2017 pada masa kepemimpinan Abdullah Azwar Anas.

Mujiono mengawali pendidikan di MI Negeri Kebonsari lulus pada tahun 1980, dilanjutkan dengan mengenyam pendidikan di MTs Negeri Srono, kemudian SMAN 2 Banyuwangi.

Dia meraih gelar insinyur dengan menempuh pendidikan S1 di Universitas Merdeka Malang, dan magister di Untag 1945 Surabaya tahun 2002.

Pada tahun 2007, Mujiono menjabat sebagai Kepala Bidang Fisik dan Prasarana di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi.

Mujiono kemudian berpindah dan menggeluti bidang infrastruktur dengan menjalani karier di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (DPU CKPP) Banyuwangi, hingga akhirnya diangkat menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi.

Dia banyak terlibat di berbagai program pemerintah Banyuwangi, mulai dari Bandara Banyuwangi yang menuai prestasi, mal pelayanan publik yang terintegrasi dengan aplikasi smart kampung.

Aplikasi yang digunakan untuk pelayanan publik terkait kependudukan, bantuan sosial, pendidikan, hingga kesehatan yang membuatnya diganjar berbagai penghargaan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/17/075650878/profil-bupati-ipuk-fiestiandani-sang-bunga-desa-dari-banyuwangi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com