Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Bupati Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa dari Banyuwangi

Kompas.com, 17 Februari 2025, 07:56 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dipastikan memimpin kembali Bumi Blambangan untuk periode keduanya pada 2025-2030 setelah melalui jalan terjal sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi.

Setelah MK menyatakan gugatan yang diajukan rivalnya, Ali Makki Zaini-Ali Ruchi, tidak dapat diterima, Ipuk dan wakilnya, Mujiono dinyatakan memimpin pemerintahan di wilayah ujung timur Pulau Jawa tersebut.

Terpilih kembali memimpin Banyuwangi, Ipuk memiliki tempat di hati warganya.

Dia memiliki julukan "Sang Bunga Desa" berkat program yang dia canangkan beberapa hari setelah dilantik pada awal tahun 2021.

Baca juga: Ipuk Fiestiandani Belum Tahu Jadwal Retret Kepala Daerah

Sejak awal masa pemerintahannya, wanita kelahiran Magelang, 10 September 1974 itu rutin menggelar kegiatan Bupati Ngantor di Desa, atau yang biasa disebut "Bunga Desa".

“Ipuk rutin datang ke desa-desa untuk menjalankan berbagai program. Sasaran utamanya adalah desa-desa yang berada jauh dari pusat perkotaan,” demikian dilansir dari buku Sang Bunga Desa: Kiprah Banyuwangi di Masa Ipuk Fiestiandani.

Dalam program itu, Ipuk "jemput bola". Dia akan tinggal seharian dari pagi hingga petang, bahkan menginap untuk menjaring dan mengurai persoalan yang dihadapi warganya.

Persoalan itu di antaranya digitalisasi, pendidikan, termasuk ancaman putus sekolah dan bullying, infrastruktur, penguatan ekonomi, UMKM, hingga persoalan kesehatan.

Dari Bunga Desa pula, Ipuk mengeluarkan kebijakan untuk menambah fasilitas kendaraan bagi tenaga kesehatan di wilayah terluar, bantuan ambulans jenis Triton, hingga membangun rumah bersalin di wilayah terpencil, Sarongan.

“Ini komitmen kami untuk memberikan sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat Sarongan dan sekitarnya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang bergotong royong,” ucap Ipuk, masih dalam buku tersebut.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Ipuk tak lepas dari perjalanan karier yang dilakoninya.

Ipuk memulai pendidikan di TK Patra II Jakarta, lalu SD Negeri Cempaka Putih Barat II Pagi dan lulus tahun 1986.

Dia kemudian mengenyam pendidikan di SMP Negeri 216 Jakarta, kemudian SMA Negeri 68 Jakarta, lulus tahun 1992, dan lulus dari IKIP Jakarta tahun 1999.

Tak berhenti sampai di situ, dia pernah menjalani kursus pelayanan umum di berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Sebelum dilantik menjadi Bupati Banyuwangi pada tahun 2021, meneruskan pengabdian suaminya, Abdullah Azwar Anas, dia juga telah menjalani pengabdian kepada masyarakat Banyuwangi.

Baca juga: Ipuk Cuti Kampanye Pilkada, Plt Bupati Banyuwangi Diisi Wabup Sugirah

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau