SURABAYA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual tabung gas LPG subsidi 3 kilogram demi menjaga harga tetap terjangkau menuai beragam respons dari warga Surabaya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan larangan tersebut, dengan harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan tidak lebih dari Rp 19.000 per tabung.
Musa, seorang pemilik warung kopi di Jalan Kutisari Selatan, mengungkapkan ketidakmasalahannya terhadap kenaikan harga LPG, asalkan tabung gas tersebut tetap mudah diakses. "Tidak masalah naik sedikit, asalkan tetap mudah didapat, belinya tidak jauh-jauh," katanya kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2025).
Baca juga: Warga Surabaya Mulai Rasakan Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Pria berusia 33 tahun ini menambahkan bahwa ia hanya perlu berjalan kaki 15 meter untuk membeli LPG yang dibutuhkan.
"Daripada murah, tapi lokasinya jauh ke pangkalan, kalau hanya selisih Rp 2.000 lebih baik beli di pengecer," jelasnya.
Selama ini, Musa membeli LPG 3 kilogram di warung pengecer dengan harga Rp 20.000 per tabung.
Senada dengan Musa, Ilham, seorang penjual bakso di Jalan Jemur Wonosari, juga menyatakan harapannya agar pemerintah tidak memperumit akses terhadap LPG 3 kilogram. "Saya beli LPG di warung depan. Tinggal jalan 10 langkah," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya keberadaan LPG bagi masyarakat kelas bawah. "Jangan malah dibuat susah. Kalau harga LPG naik itu masih wajar. Semua kebutuhan juga naik," imbuhnya.
Baca juga: Cara Cek Lokasi Pangkalan yang Sediakan Elpiji 3 Kg
Sebelumnya, pemerintah mengumumkan bahwa mulai 1 Februari 2025, penjualan gas 3 kilogram melalui pengecer tidak akan diperbolehkan lagi.
Pengecer yang ingin tetap menjual elpiji subsidi harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
Namun, per hari ini, Selasa 4 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar pengecer dapat kembali berjualan elpiji 3 kilogram seperti biasa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang