Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM Demo soal Dampak Tambang Malah Ditolak Warga Setempat

Kompas.com, 3 Februari 2025, 20:17 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Gabungan lembaga swadaya masyarakat (LSM) menggelar aksi demonstrasi terkait dampak aktivitas tambang yang menyebabkan kerusakan jalan.

Namun, aksi tersebut mendapatkan protes dari warga setempat, yang menyatakan bahwa jalan yang rusak sudah diperbaiki.

Aksi gabungan LSM berlangsung di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (03/02/2025).

Koordinator Barisan Masyarakat Winongan (BMW), Danang Pujimarta, meminta perusahaan tambang di Kecamatan Winongan memperhatikan jalan yang rusak akibat truk bermuatan berat yang berasal dari lokasi penambangan.

Baca juga: Ditemukan 16 Tambang Pasir Ilegal di Sungai Progo Yogyakarta

"Kami meminta jalan rusak yang tiap hari kami lalui agar segera diperbaiki. Kami juga meminta kompensasi atas kerugian yang kami alami," teriak Danang saat orasi.

Danang juga menyampaikan dampak lain yang dirasakan saat hujan mengguyur wilayah perbukitan di Winongan.

Menurutnya, sisa air hujan cepat mengalir ke wilayah utara Winongan sehingga resapan air kurang maksimal dan meningkatkan potensi bencana akibat aktivitas tambang.

Di lokasi yang sama, LSM Pusat Studi dan Advokasi Kebijakan (Pusaka) mendesak pemerintah Kabupaten Pasuruan segera melakukan moratorium pertambangan.

Mereka juga meminta evaluasi terhadap aktivitas penambangan guna menertibkan legalitas usaha pertambangan dan mencegah kerusakan lingkungan.

"Pada musim penghujan, selalu ada bencana datang. Itu bukan takdir, melainkan salah kelola lingkungan," ujar Lujeng, Direktur LSM Pusaka.

Namun, saat orasi berlangsung, sejumlah warga setempat menolak aksi LSM tersebut karena menganggap mereka (LSM) tidak memahami realitas di desa.

Warga mengeklaim bahwa jalan rusak di wilayah tersebut sudah diperhatikan dan diperbaiki pihak tambang.

Baca juga: BEM Unmul Tolak Izin Tambang untuk Perguruan Tinggi, Khawatir Pembungkaman

"Seharusnya kalau demo jangan di sini. Dampaknya tidak baik bagi desa. Apalagi desa kami sekarang sedang mengikuti lomba desa tingkat provinsi. Kalau demo, kenapa tidak di depan kecamatan," ujar Supat Adiarto, warga Desa Sumber Rejo.

Penolakan warga terhadap aksi LSM sempat memicu ketegangan dan sejumlah petugas kepolisian harus melerai antara kelompok warga dan anggota gabungan LSM.

Ketegangan tersebut akhirnya dapat dimediasi oleh petugas kepolisian.

Dengan penolakan dari warga, massa gabungan LSM bergeser ke kompleks perkantoran Raci untuk melakukan audiensi dengan Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan.

Pihak dinas berjanji akan menyampaikan tuntutan gabungan LSM kepada sekretaris daerah dan Pj Bupati Pasuruan.

"Warga dan rekan-rekan NGO (LSM) untuk segera membuat surat audiensi supaya segera ada solusi," jawab Cahyo Fajar, Plt Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau