Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah SMAN 1 Porong Mulanya Melarang Siswa Foto Album Kelulusan ke Luar Kota

Kompas.com, 1 Februari 2025, 21:44 WIB
Izzatun Najibah,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, Ropinggi mengaku sempat tidak memberikan izin kepada siswanya untuk pergi foto album kelulusan ke Malang.

Ropinggi mengatakan, rombongan 31 siswa yang berangkat menggunakan bus Brimob Polda Jatim itu sebenarnya hendak menuju ke Kota Malang.

Siswa kelas XII 7 tersebut memilih Alun-alun Malang dan Kayutangan sebagai lokasi untuk sesi pemotretan foto album kelulusan.

“Mereka ada acara program sekolah membuat year book,” kata Ropinggi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (1/2/2025).

Baca juga: Keluarga Korban Tewas Laka Bus Brimob SMAN 1 Porong Ikhlas, Tak Menuntut Apa Pun

Nahas, bus Brimob yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tunggal di Tol Pandaan KM 72.200 setelah menabrak besi baja pembatas jalan tol Malang-Pandaan.

Akibatnya, dua orang dinyatakan tewas, yakni satu sopir atas nama Khoirul yang merupakan pensiunan PNS warga Ngoro Mojokerto dan siswa perempuan bernama Nafiri Arimbi Maharani, asal Porong, Sidoarjo.

Ropinggi mengatakan, pihak sekolah sempat tidak mengizinkan siswa kelas XII 7 untuk pergi ke luar kota untuk melakukan pemotretan foto album kelulusan.

“Sebelumnya saya minta enggak usah buat-buat seperti itu,” ucapnya.

Alasannya, selain jauh, Ropinggi juga tidak ingin program ini memberatkan wali murid maupun siswa karena ongkos ditanggung secara mandiri. “Karena itu berbayar, kami tidak mengizinkan,” katanya. 

Namun, saat mengetahui para siswanya terlihat semangat sebelum merayakan kelulusan dengan ingin membuat foto album kenangan, pihak sekolah mengizinkan.

“Tapi mereka tetap semangat karena melihat sekolah lain (juga foto album),” ujarnya.

Baca juga: Kecelakan Bus Brimob Polri Exit Tol Purwodadi, Rombongan Berangkat Untuk Pemotretan Album Kelulusan

Ropinggi tidak menyebut berapa nominal yang harus dibayar oleh setiap siswa XII 7 untuk berangkat ke Alun-alun Malang dan Kayutangan.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapat Kompas.com melalui salah satu orangtua siswa, biaya yang harus dibayarkan sebesar Rp 300.000.

“Katanya bayar Rp 300.000 kalau rombongan ini,” kata salah satu orangtua siswa, Nissa, saat ditemui Kompas.com di halaman SMAN 1 Porong.

Putri Nissa tidak ikut dalam rombongan kecelakaan bus tersebut karena masuk rombongan gelombang ketiga yang berangkat pada Minggu (9/2/2025) mendatang menuju ke Kaliandra.

“Anak saya seharusnya tanggal 9 nanti berangkat ke Kaliandra, katanya buat foto bayar Rp 85.000,” ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau