SIDOARJO, KOMPAS.com - Pihak keluarga siswa SMAN 1 Porong berdatangan ke sekolah setelah mendengar kabar kecelakaan bus rombongan siswa di exit Tol Purwodadi, KM 72.200 Tol Pandaan pada Sabtu (1/2/2025) siang.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di sekolah, orangtua dan keluarga berdatangan sejak pukul 15.00 WIB untuk mencari tahu informasi dan kabar para murid.
Salah satu perwakilan keluarga siswa terlihat khawatir dan datang ke sekolah untuk memastikan kondisi siswa atas nama Adhitya.
“Saya belum tahu kondisi keponakan saya. Makanya datang ke sini untuk memastikan. Sebelumnya izin mau ke Malang,” kata wali murid, Lukman.
Baca juga: Penyebab Bus Brimob Kecelakaan di Tol Purwodadi
Ia belum mendapat jawaban pasti dari pihak sekolah dan diminta menunggu. Lukman pun kembali ke rumah untuk memberikan kabar ke orangtua.
“Belum ada info pasti. Karena dirujuk ke lima rumah sakit, saya belum tahu keponakan saya di rumah sakit mana,” katanya.
Sementara itu, orangtua siswa lain yang tidak masuk dalam rombongan kecelakaan ikut memantau insiden tersebut.
“Saya ke sekolah ini siapa tahu dari pihak sekolah ada informasi,” kata orangtua siswa, Nissa kepada Kompas.com, Sabtu (1/2/2025).
Nissa merupakan orangtua dari siswa kelas XII 3 atas nama Natasya.
Sama halnya dengan rombongan kecelakaan ini, rencananya siswa kelas XII 3 juga akan melakukan pemotretan foto album.
“Anak saya seharusnya tanggal 9 nanti berangkat ke Kaliandra, katanya buat foto bayar Rp 85.000,” ucapnya.
Baca juga: Bus Brimob Rombongan Siswa SMAN 1 Porong Kecelakaan, Kepala Sekolah Buka Suara
Namun, setelah mengetahui insiden kecelakaan ini, sebagai orangtua, dia merasa was-was dan berharap pihak sekolah membatalkan. “Kalau bisa dibatalkan saja,” katanya.
Rombongan satu bus Brimob yang membawa siswa kelas 12 SMAN 1 Porong mengalami kecelakaan di exit Tol Purwodadi, KM 72.200 Tol Pandaan pada Sabtu (1/2/2025) siang.
Siswa kelas XII 7 sebanyak 31 orang tersebut berangkat ke pemotretan foto album kelulusan di Alun-alun Malang dan Kayutangan.
Bus yang dikemudikan oleh Choirul (60), seorang pensiunan Brimob, mengalami tabrakan dengan besi baja pembatas jalan tol.
Choirul mengalami luka parah di bagian kepala dan meninggal di tempat.
Selain itu, satu siswa lain atas nama Nafiri Arimbi Maharini, asal Desa Candipari Sidoarjo dipastikan meninggal dunia.
Kini, sejumlah siswa dan guru yang mengalami luka-luka sedang mendapat perawatan intensif di RS Prima Husada, RSUD Lawang, dan Lawang Medika.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang