Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Cari Identitas 7 Pelaku Pengeroyokan Petugas SPBU di Surabaya

Kompas.com, 30 Januari 2025, 16:29 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi tengah mencari identitas para pelaku pengeroyokan petugas SPBU di Jalan Dinoyo, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur.

Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, mengatakan pihaknya tengah mendalami peristiwa yang menimpa petugas SPBU bernama Aziz Muktamarudin (25) dan Reza Lesmana (23) pada Minggu (26/1/2025).

"Sekarang masih proses pendalaman identitas pelaku (pengeroyokan petugas SPBU)," kata Rizki, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Kamis (30/1/2025).

Baca juga: Sambut Imlek, Kebun Binatang Surabaya Hadirkan Barongsai dan Tebar Angpau

Rizki mengungkapkan, kedua korban juga telah melaporkan peristiwa yang dialaminya tersebut ke Polsek Tegalsari.

Selain itu, mereka juga sudah melakukan visum atas luka yang dideritanya.

Berdasarkan hasil visum, korban Aziz mengalami luka robek di bagian pelipis kanan, lebam di kedua matanya, dan benjol di kepala belakang. Sedangkan Reza mengalami memar di kepala dan dada.

Baca juga: Petugas SPBU di Surabaya Dikeroyok 7 Orang Usai Tegur Matikan Rokok

Sementara itu, korban Aziz Muktamarudin membenarkan bahwa pengeroyokan yang dialaminya dan temannya ketika tengah bekerja tersebut dilaporkan pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.

"Setelah kejadian, saya langsung lapor ke Polsek Tegalsari, itu juga sekalian visum. Luka saya di bagian pelipis, kepala belakang benjol, lebam di bagian mata, sama bibir berdarah," ucap Aziz.

Aziz berharap aparat kepolisian mengusut kasus ini hingga ketujuh orang yang mengeroyoknya ditangkap. Sebab, para pelaku tersebut sudah membahayakan nyawa orang lain.

"(Ketika mengeroyok) pakai tangan kosong semua, tidak ada, belum ada permintaan maaf sama sekali. (Harapannya) polisi tetap memproses kasus sesuai laporan kami," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Aziz dan temannya dikeroyok ketika tengah menjaga SPBU di Jalan Dinoyo, Tegalsari, Surabaya, pada Minggu (26/1/2025).

"Ada customer yang mau ke kamar mandi, tidak beli BBM. Waktu keluar mobil, dia itu sudah dalam keadaan merokok, sekitar pukul 15.00 WIB," kata Aziz di tempat kerjanya, Senin (27/1/2025).

Sedangkan, kata Aziz, ketika itu sedang dilakukan proses bongkar Bahan Bakar Minyak (BBM).

Lalu, dia langsung menegur pria yang tengah merokok di area SPBU tersebut.

"Saya suruh matiin rokoknya, saya tegurnya baik-baik, tetapi tidak mau. (Kejadiannya) ya di sini, pas di sini (dekat kamar mandi), depan mushala dekat tangki bongkar BBM," jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau