Selanjutnya, pada Minggu, 26 Januari 2025, dilakukan prosesi memandikan patung dewa-dewi (kiem sien).
“Malam ini pukul 24.00 WIB akan ada sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek 2576. Nanti dihadiri teman-teman FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama),” tuturnya.
Rangkaian prosesi keagamaan dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek Tahun 2025 masih akan berlangsung hingga 12 Februari 2025 dengan kegiatan penutup berupa kirab barongsai dan liong pada pagi hari serta sembahyang Cap Go Meh pada petang harinya.
Alik mengakui bahwa pembangunan kembali Kelenteng Poo An Kiong sudah memakan waktu cukup lama, yakni lebih dari dua tahun sejak dimulai pada Agustus 2022.
Baca juga: Tim Jibom Sterilisasi Vihara di Bandung, 448 Anggota Polisi Siaga Jelang Imlek
Kata Alik, faktor biaya merupakan penyebab utama lamanya waktu pembangunan.
Membutuhkan biaya miliaran rupiah, pembangunan kembali Kelenteng Poo An Kiong dibiayai secara swadaya dari umat.
“Ini dibiayai sepenuhnya dari umat, termasuk kita kumpulkan donasi dari umat yang kini bekerja di luar negeri seperti di Australia dan Amerika Serikat,” ungkapnya.
Konstruksi bangunan kelenteng yang baru itu didesain dengan tujuan mengoptimalkan daya tampung.
Bangunan baru Kelenteng Poo An Kiong di atas lahan seluas sekitar 550 meter persegi itu dibangun menjadi tiga lantai, yakni lantai dasar (basement) sebagai lahan parkir kendaraan, lantai satu sebagai aula, dan lantai dua sebagai tempat sembahyang.
“Dulu sebelum kita mulai membangun ulang kelenteng, banyak pengurus yang usul kelenteng dibangun di lokasi lain yang lebih luas. Karena sebelum kelenteng terbakar pun, kadang kita harus pasang tenda di halaman agar bisa menampung umat,” tuturnya.
“Tapi jiwanya kelenteng telanjur di sini, di lahan ini, meskipun kita tidak dapat mempertahankan arsitektur bangunan lama. Jadi komprominya ya harus dibuat dengan tiga lantai itu meskipun biaya menjadi lebih mahal,” ungkap Alik.
Kata Alik, kini kemajuan pembangunan kelenteng sudah mencapai sekitar 80 persen dan telah menghabiskan dana sekitar Rp 6,5 miliar.
“Kita berharap Imlek tahun depan sudah dapat dirayakan di bangunan baru ini. Meskipun sisa 20 persen berupa finishing ini juga akan memakan waktu yang lama,” ujarnya.
Ia mencontohkan lamanya pekerjaan memasang kembali empat batang tiang kayu jati berusia ratusan tahun yang terbakar pada peristiwa empat tahun lalu itu.
Empat tiang dengan ornamen naga melingkar itu harus ditambal dengan bahan resin sebelum dipasang di lantai dua bangunan baru.
Sementara itu, Ketua Pemuda Kelenteng Poo An Kiong, Daniel, mengatakan bahwa kelenteng sementara yang telah tiga tahun terakhir digunakan untuk kegiatan keagamaan umat Khonghucu Blitar memiliki ruang yang terlalu sempit.
“Kalau kelenteng sementara itu kan hanya menampung 30-an orang. Itu pun sudah sesak. Padahal di waktu ada kegiatan besar, umat yang hadir bisa 100 orang bahkan lebih,” tuturnya.
Karenanya, kata Daniel, umat Khonghucu Blitar berharap dapat merayakan Imlek tahun 2026 di bangunan baru di lokasi yang merupakan lokasi asal Kelenteng Poo An Kiong.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang