SURABAYA, KOMPAS.com - Polda Jatim mengonfirmasi bahwa kondisi korban ledakan rumah milik Aipda Maryudi di Mojokerto, Luluk Sudarwati (40) dan anaknya M Alkausar Kaffabihi (2), tidak terkontaminasi bahan peledak.
Hal ini disampaikan setelah tim Labfor Polda Jatim melakukan uji swab pada jenazah keduanya.
AKBP Agus Santosa, Kepala Tim Labfor Polda Jatim, menjelaskan bahwa hasil uji swab pada baju korban menunjukkan hasil negatif, yang berarti tidak ditemukan bekas bahan peledak atau residu.
"Negatif, tidak ada bekas bahan peledak di situ maupun residu. Kondisi baju masih utuh, tidak ada yang terbakar," ungkapnya pada Selasa (14/1/2025).
Baca juga: Biddokes Polda Jatim Temukan Luka Lecet dan Memar di Tubuh Korban Ledakan Rumah di Mojokerto
Lebih lanjut, hasil autopsi yang dilakukan Tim Biddokes Polda Jatim menunjukkan bahwa tubuh korban dalam kondisi utuh meskipun terdapat luka-luka di beberapa bagian.
"Kondisi korban ditemukan utuh. Tidak ada luka bakar, hanya ada luka lecet dan luka memar," ujar Tutik Purwanti dari Biddokkes Polda Jatim.
Menurut penyelidikan, Luluk dan Kaffa dipastikan meninggal akibat kekurangan oksigen setelah tertimpa reruntuhan bangunan.
"Tanda-tanda kekurangan oksigen ini kami dapat simpulkan bahwa kematiannya akibat reruntuhan sesuai dengan temuan," tambahnya.
Tutik juga menjelaskan bahwa tanda-tanda asfiksia terlihat pada tubuh korban, seperti kuku yang berwarna biru dan pendarahan di kelopak mata.
Baca juga: Ledakan di Mojokerto, Tiga Selongsong Kembang Api Sreng Dor Mengandung Bahan Mudah Meledak
"Pada tubuh korban terdapat tanda asfiksia atau kuku biru dan pendarahan pada kelopak mata, serta luka-luka lecet sesuai dengan kondisi korban saat ditemukan tertimbun," pungkasnya.
Sebelumnya, Tim Labfor Polda Jatim menemukan bahan peledak yang mengandung oksidator dan klorat di balik reruntuhan rumah Aipda Maryudi.
Kandungan tersebut merupakan bahan peledak jenis kembang api yang tergolong low explosive, namun dapat dengan mudah meledak jika terkena panas, gesekan, atau benturan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang