BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang lansia bernama Ahmad duduk di trotoar sebuah sekolah dasar negeri di Banyuwangi untuk menawarkan dagangan mainan yang dibawanya.
Pria berusia 70 tahun itu duduk di sebelah sepeda tuanya yang telah dipenuhi karat namun masih cukup kuat untuk menopang gerobak berisi mainan yang dijajakannya kepada anak-anak maupun orang tua murid yang tengah menjemput buah hati mereka.
“Dibeli, dibeli,” ucapnya lirih, masih kalah dengan suara kendaraan yang lewat silih berganti.
Baca juga: Mbah Parmi, 56 Tahun Jual Jamu Gendong untuk Menyambung Hidup
Ayah 5 anak itu menawarkan mainan-mainan yang cukup terjangkau untuk saku anak-anak sekolah dasar, yaitu berkisar Rp 2.000 hingga Rp 10.000.
Ada berbagai jenis mainan yang ditawarkan, mulai dari slime, boneka mini, penggaris gelang, mobil-mobilan, pistol mainan, hingga mainan edukasi puzzle rubik.
Menariknya, terdapat pula sebuah mainan tradisional tembak bambu yang dijual Rp 2.000 di antara mainan-mainan yang dijajakan pria yang telah berjualan selama 35 tahun itu.
“Dulu saya jualannya mainan-mainan (tradisional) begini tapi lama-lama kurang laku karena banyak yang milih mainan zaman sekarang,” urainya.
Namun karena kesukaannya pada mainan masa kecilnya, dia berupaya untuk tetap menyelipkan mainan tradisional untuk dikenalkan kepada anak-anak sehingga permainan turun temurun tak hilang ditelan waktu.
“Sekarang cuma bawa sedikit-sedikit, biar anak-anak tahu,” ujarnya.
Tak hanya tembak bambu, Ahmad menyesuaikan dengan mainan yang ada di pasar saat dia beli grosir di pasar. Terkadang layang-layang, kelereng, ketapel, hingga bekel.
Baca juga: 40 Tahun Jalan Kaki Jual Kacang, Suroso Bisa Sekolahkan Anak Jadi Guru
“Musiman, yang saya bawa yang ada dari pasar,” tuturnya.
Dari penghasilannya menjual mainan, Ahmad bisa membawa pulang keuntungan bersih Rp 35.000 hingga Rp 50.000 per hari.
Berangkat dari rumahnya di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi pukul 6 pagi, hingga selesai berjualan di jam terakhir kelas pukul 2 siang.
“Rata-rata Rp 35-50 ribu. Buat makan sehari-hari, kalau lebih buat modal kulakan lagi,” katanya.
Ahmad melayani anak sekolah yang membeli mainan tradisional tembak bambu yang dijualnya di depan SDN Lateng Banyuwangi, Sabtu (11/1/2025).Telah berjualan puluhan tahun, Ahmad mengaku tak pernah mengalami kejadian yang merugikan, namun biasanya kala hujan, dia harus rela tak berjualan sebab tak ada tempat untuk berteduh.