BANYUWANGI, KOMPAS.com - Di salah satu sudut Taman Sritanjung yang asri di Kota Banyuwangi, terlihat seorang pria tua sedang sibuk menata kacang tanah dagangannya dengan posisi berlutut.
Kacang-kacang itu dia atur sedemikian rupa sebelum disampirkan pada pikulan bambu yang ada di hadapannya. Belasan kilogram kacang tanah itu, dirangkai menjadi 200an ikatan.
Meski telah berumur, Suroso -demikian nama pria itu, tetap terlihat terampil mengatur kacang-kacangnya agar tertata dan berimbang beratnya.
Lelaki berusia 79 tahun asal Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini ternyata telah berjualan kacang kulit rebus selama 40 tahun. Ya, 40 tahun.
Baca juga: Gigihnya Dulrasu, Jalan Kaki dari Magrib hingga Subuh Jual Sapu Ijuk
Selama itu pula, setiap hari kecuali hari Senin dan Jumat, pria kurus, pendek, dengan kulit gelap itu memanggul 15 kilogram kacang kulit rebus dan dijual seharga Rp 2.000 per ikat.
“Saya bersiap setelah salat subuh, berangkat jualan jam tujuh pagi,” ungkap Suroso mengawali ceritanya pada Kamis siang (9/1/2024).
Suroso memulai perjalanannya dengan menumpang bus menuju kecamatan paling utara Banyuwangi yaitu Wongsorejo. Dari sana, dia mulai berjalan kaki menyusuri banyak titik yang dirasa akan ramai pembeli.
Dari Kecamatan Wongsorejo, dia terus berjalan ke selatan, dan biasanya bakal tiba di Kota Banyuwangi pada sore atau malam hari.
Bukan langsung pulang, dia masih meneruskan usaha untuk menjual habis kacang-kacangnya. “Kadang sampai jam 12 malam. Kacang habis, saya pulang,” tutur Suroso.
Baca juga: Kisah Elo, Mahasiswa Disabilitas yang Aktif Berorganisasi, Gigih Wujudkan Mimpi
Dari perjalanan sejauh itu, rata-rata Suroso memeroleh uang antara Rp 80-100 ribu, sudah dipotong setoran ke juragan, ongkos bus, dan lain-lain.
Meski perjalanannya terlihat amat melelahkan, namun pria kelahiran tahun 1945 itu malah mengaku menikmati pekerjaannya.
Terlebih, dia juga merasa aman karena tak pernah sekalipun mengalami kejadian yang tak mengenakkan, apalagi peristiwa yang mengancam keselamatannya.
“Puluhan tahun berjualan, saya tidak pernah mengalami hal buruk. Justru saya banyak bertemu orang-orang baik yang borong atau kadang memberi uang,” ungkap dia.