Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Sumenep Menangis Tak Mau Menu Makan Bergizi Gratis

Kompas.com, 13 Januari 2025, 18:38 WIB
Nur Khalis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Tangis Aufal Mahrom Salim (7) pecah di hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).

Siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pandian 1, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, ini menolak jatah makan bergizi gratis sejak gurunya membagikan makanan itu di kelasnya.

"Saya sudah bawa bekal sendiri," kata Aufal, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com, Senin (13/1/2025).

Kawan Aufal yang duduk berdampingan, sempat membujuknya agar tidak menangis. Kawan lainnya, yang duduk di belakang kursi Aufal, juga sempat melakukan hal yang sama namun tidak berhasil.

Baca juga: Siswa di Kota Malang Berharap Makan Bergizi Gratis Konsisten Tanpa Pengurangan Porsi

Bahkan, Sekretaris Daerah Sumenep, Edy Rasyadi, dan Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, yang meninjau program tersebut, juga sempat berusaha menghibur dan mengajak Aufal untuk makan bersama. Namun tetap ditolak.

Hingga makan bersama digelar, Aufal tetap tidak makan dan masih sesenggukan karena menangis. Sesekali dia mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

"Dia suka masakan mamanya, (orangnya) suka milih memang," jelas Nurul Komariyah (39), wali kelas Aufal.

Baca juga: Terkendala Administrasi, Makan Bergizi Gratis di Situbondo Belum Dimulai

Setiap hari, biasanya Aufal membawa bekal roti dari rumahnya. Nurul Komariyah sempat menunjukkan kotak persegi empat yang berisi roti milik Aufal.

"Biar nanti dibungkus dan dibawa pulang ya," bujuk Nurul.

Siswa kelas 1 SDN Pandian 1, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, lahap menyantap menu makanan bergizi gratis, Senin (13/1/2025)KOMPAS.com/Nur Kholis Siswa kelas 1 SDN Pandian 1, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, lahap menyantap menu makanan bergizi gratis, Senin (13/1/2025)
Lahap

Namun, respons berbeda ditunjukkan oleh Aisyah Rani Ramadianty (7) dan Nazrul Mukminin (7) saat menerima menu makanan bergizi gratis di mejanya.

Seperti para siswa lain di kelas 1, keduanya lahap menyantap menu yang tersedia. Kepada Kompas.com, keduanya mengaku senang mendapatkan makanan tersebut.

"Senang (menerima MBG), biasa jajan sosis," tutur Aisyah dengan polosnya.

Usai makan bersama, Aisyah dan Nazrul sempat bergantian menjelaskan menu yang dinikmatinya saat itu. Di antaranya ada tempe, telur, sayur dan susu.

"Nasinya cukup, jangan banyak-banyak," jelas Aisyah sambil tersenyum.

Ketua Unit Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG), M. Kholilur R menyatakan, program MBG secara resmi dimulai di Kabupaten Sumenep.

Ada 18 sekolah yang menjadi sasaran MBG di wilayah kecamatan kota Sumenep. Belasan sekolah tersebut mulai tingkat PAUD hingga SMA.

"(MBG) akan tersedia setiap hari Senin hingga Jumat dan di hari Sabtu kosong," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau