Di sisi lain, dengan mata berbinar, Suroso menceritakan, dari berjualan kacang itu dia dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anaknya.
Bahkan, dia berhasil mengantarkan satu dari empat anaknya menggapai cita-cita menjadi guru.
“Saya semangat kerja supaya anak saya jangan sampai putus sekolah. Sejak kecil ranking, saya sekolahkan, dapat beasiswa, sekarang guru SD,” ujar dia dengan nada bangga.
Selain itu, dari berjualan kacang pula dia masih bisa menyisihkan pendapatannya, sedikit demi sedikit untuk merenovasi rumah, serta mengikuti wisata religi berziarah ke makam Wali Songo.
Baca juga: Ujang Nuryadien, Tukang Servis Panci yang Sukses Sekolahkan Anak hingga S2
“Alhamdulillah saya bisa ziarah Wali Songo. Satu orang Rp 750 ribu, saya berangkat dengan istri jadi Rp 1,5 juta,” catusnya.
Perjalanan wisata religi itu terasa amat berharga, karena bagi dia dan istri, pergi ke luar kota adalah sesuatu yang istimewa dan tidak bisa dilakukan setiap bulan, atau bahkan setiap tahun.
Kini, pria dengan senyum khas itu mengaku tak memiliki harapan khusus selain terus sehat di usia senjanya, dan berharap jerih payahnya bisa membahagiakan cucu-cucunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang