Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Perangkat Desa di Blitar Diduga Berbau Nepotisme, Warga Mengadu ke DPRD

Kompas.com, 7 Januari 2025, 17:56 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Sekelompok warga Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, mengadukan proses seleksi perangkat desa mereka ke Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat pada Selasa (7/1/2025).

Kelompok yang menamakan diri Forum Komunikasi Bendosewu Peduli ini meminta agar proses seleksi untuk tiga posisi perangkat desa diulang.

Mereka mengklaim tes seleksi diduga direkayasa sehingga menghasilkan nilai tinggi bagi tiga peserta yang merupakan kerabat dekat dari tokoh berpengaruh di desa.

"Kami cuma mohon proses ujian atau tesnya diulang karena hasil ujiannya demikian dan ada tahapan yang tidak sesuai dengan regulasi dan juknis (petunjuk teknis) yang ada," ujar Ketua Forum, Rosyid, dalam dengar pendapat dengan Komisi I DPRD Kabupaten Blitar.

Baca juga: Sidang Pendahuluan Permohonan Sengketa Pilkada Kota Blitar Digelar Besok di MK

Menurut Rosyid, hasil tes seleksi perangkat desa yang dilaksanakan pada 19 November 2024 menempatkan tiga peserta dengan nilai tertinggi yakni Johan dengan nilai 90, Sofyan (87) dan Rio (86).

Johan adalah anak wakil ketua badan pertimbangan desa, Sofyan menantu mantan wakil bupati Blitar dan Rio anak kepala desa.

Berdasarkan hasil tes tersebut, Kepala Desa Bendosewu, Isnari, mengajukan ketiga peserta dengan nilai tertinggi itu kepada Camat Talun, Raden Julison, dan Bupati Blitar, Rini Syarifah, untuk mendapatkan persetujuan.

Salah satu peserta tes seleksi, Pramesti, mengungkapkan sejumlah fakta yang dianggap sebagai kejanggalan yang memunculkan kecurigaan rekayasa.

Ia menyebutkan bahwa pada 15 November 2024 atau empat hari sebelum pelaksanaan tes, seluruh peserta mendapatkan briefing dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Islam Balitar (Unisba), yang menjadi penyelenggara tes.

Materi tes tulis, menurut LPM, seharusnya berkisar pada pengetahuan umum tentang pemerintahan desa, administrasi desa, serta konstitusi dan Pancasila.

“Tapi ketika kami menjalani tes tulis, materi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kisi-kisi yang disampaikan sebelumnya. Materi yang ada tentang MK, KY, lembaga kepresidenan, lembaga DPR,” tuturnya.

Baca juga: Pemkot Blitar Cadangkan Rp 2 Miliar untuk Pendampingan Program Makan Bergizi Gratis

Peserta lain, Ragil Saputra (34), menambahkan bahwa briefing tersebut membuat dirinya dan peserta lain lebih banyak belajar tentang pemerintahan desa dan wawasan kebangsaan sebagai persiapan.

Ia mengaku mendapat nilai keempat tertinggi, yaitu 55, sedangkan nilai terendah di antara peserta adalah 34.

Ragil juga mencurigai bahwa penyelenggara tes tulis telah menentukan komposisi soal yang diberikan kepada setiap peserta.

“Jadi apa betul tes tulis itu menggunakan sistem CAT (computer-assisted task) yang mengacak dari 300 bank soal yang dimiliki pihak Unisba?” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau