KEDIRI, KOMPAS.com - Puluhan ekor sapi di Kota Kediri, Jawa Timur, mengalami serangan penyakit mulut dan kaki (PMK).
Padahal, sejak 2023 yang lalu, Kota Kediri sempat menyandang gelar zero kasus.
Penyakit tersebut menyebabkan hewan ternak berkaki empat mengalami sejumlah gejala, mulai dari mulut berbusa dengan keluarnya liur berlebih, hingga susah berdiri karena kuku dan sendi kaki sakit.
Selain itu, juga diikuti dengan hilangnya nafsu makan sehingga harus digelonggong agar tetap mendapatkan asupan makanan.
Baca juga: Terjangkit PMK, Belasan ekor Sapi Mati di Bantul
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, M Ridwan, mengatakan sejauh ini di wilayahnya ada 20 ternak yang terdata mengalami serangan PMK tersebut.
“Mulanya, pada pertengahan Desember 2024 yang lalu, ada laporan dari salah satu warga. Lalu, kita turun untuk pengecekan ke sejumlah peternak dan hasilnya kita temukan sejumlah kasus itu,” ujar Ridwan pada Kompas.com, Jumat (3/1/2025).
Ridwan menambahkan, pihaknya langsung mengadakan sosialisasi lagi kepada peternak tentang kewaspadaan terhadap PMK, yakni dengan mengurangi aktivitas jual beli kecuali terhadap sapi yang telah divaksinasi, menjaga kebersihan kandang, dan melapor jika ada gejala PMK.
Baca juga: Dua Sapi Terjangkit PMK Ditemukan di Pasar Hewan Sukoharjo
“Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan provinsi dan pusat agar vaksinasi bisa dilanjutkan,” lanjutnya.
Kota Kediri sudah pernah mengatasi serangan kasus tersebut dan menyandang status sebagai kota zero kasus usai serangan PMK besar-besaran pada kisaran 2022 hingga 2023 silam.
Kembali terjadinya kasus, menurut Ridwan, dimungkinkan karena adanya individu sapi baru yang belum mendapatkan vaksin.
“Kebetulan pada akhir Desember 2024 yang lalu, kita tidak mendapatkan vaksin dari pusat karena keterbatasan,” lanjutnya.
Baca juga: Dampak Wabah PMK di Gunungkidul, Pasar Sepi dan Harga Sapi Turun
Selain itu, juga ditambah dengan banyaknya serangan PMK yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur, sehingga turut menyebar ke wilayah Kediri.
Kini, pihaknya tengah meningkatkan sosialisasi kepada peternak agar serangan kasus PMK itu tidak semakin menyebar.
Selain itu, juga mengajukan vaksin dari pemerintah pusat.
“Meski saat ini zero kematian, kita galakkan penanggulangannya,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang