Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Keras Relawan di Ponorogo demi 20 Ribu Nasi Bungkus untuk Korban Banjir

Kompas.com, 17 Desember 2024, 20:06 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com – Dapur umum yang berlokasi di sebelah Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terlihat dipadati oleh para relawan.

Mereka setidaknya sudah menyiapkan 20.000 nasi bungkus untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak banjir di tujuh kecamatan setempat.

Para relawan bekerja keras untuk menyediakan makanan bagi korban bencana. Pariyem (45) dan Partini (50) adalah dua di antara sekian banyak relawan di sana.

Mereka terlihat bersemangat mengaduk nasi putih di bawah tenda dapur umum. Kedua perempuan ini mengaku telah menanak nasi lebih dari 10 kali untuk ransum masyarakat.

"Dari subuh tadi kami terus asak sampai sekarang. Kayaknya sampai malam ini," ujar Pariyem, Selasa (17/12/2024).

Baca juga: Mengintip Dapur Umum di Lokasi Bencana Sukabumi, Siapkan Ratusan Porsi Tiap Hari

Berbeda dengan Pariyem, Etik, seorang warga Cokromenggalan yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari lokasi dapur umum, mengaku sudah berkutat di dapur sejak Senin sore.

Dia membantu menyiapkan berbagai menu seperti telur, tempe goreng, oseng tahu, dan rica-rica goreng ayam.

"Sudah nggak kehitung berapa kali masak. Tapi tetap semangat untuk membantu masyarakat yang sedang kesulitan karena rumahnya terendam banjir," ucap dia.

Lusi, warga Kecamatan Ngrayun yang berjarak 35 kilometer dari Pendopo Ponorogo, juga turut berkontribusi.

Dia mengaku berangkat menggunakan angkot untuk membantu di dapur umum.

Lusi memiliki pengalaman pahit karena dua kali mengalami musibah tanah longsor yang meratakan rumahnya.

Baca juga: 206 Korban Banjir Bandang Agam Masih Mengungsi, 4 Dapur Umum Didirikan

"Tahun 2018 itu rumah saya rata dengan tanah. Longsor lagi tahun 2021 sehingga saya merasakan bagaimana susahnya kena musibah."

"Saya tetap turun membantu di dapur agar masyarakat yang terkena musibah bisa terbantu," kata dia.

Penanggung jawab operasional dapur umum di Pendopo Agung, Joko Purwanto menyatakan, hingga Selasa siang, sebanyak 10.000 nasi bungkus telah disalurkan untuk sekitar 50 desa di tujuh kecamatan.

Pendistribusian dilakukan dengan cara droping ke desa-desa terdampak.

Baca juga: 70 Rumah di Wonosobo Rusak Diterjang Puting Peliung, BPBD Dirikan Dapur Umum

"Nasi bungkus dibagikan untuk makan pagi, siang, dan sore. Kami langsung distribusikan ke desa-desa terdampak melalui kepala desa setempat."

"Hingga saat ini, sekitar 20.000 nasi bungkus telah kami distribusikan untuk 50 desa. Kami akan melayani hingga banjir ini surut," ucap Joko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau