Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunungan Hasil Bumi Jadi Magnet Bagi Warga Lumajang dalam Perayaan Harjalu ke-769

Kompas.com, 15 Desember 2024, 17:20 WIB
Miftahul Huda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Suasana pagi penuh kegembiraan menyelimuti kawasan Alun-alun Lumajang, Jawa Timur, dalam rangka perayaan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-769, Minggu (15/12/2024).

Prosesi upacara adat yang penuh khidmat, diiringi berbagai kesenian khas Lumajang, dan momen tumpengan bersama menjadi hal yang paling ditunggu ribuan warga yang memadati Alun-Alun Lumajang.

Baca juga: Cerita Warga Ngalap Berkah Gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo...


Prosesi perayaan diawali rombongan Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni bersama Forkopimda Kabupaten Lumajang berangkat dari Pendopo Arya Wiraraja dengan berjalan kaki menuju Alun-Alun Lumajang dengan arak-arakan punggawa kerajaan.

Dilanjutkan dengan teatrikal pelantikan Nararya Kirana sebagai penguasa pertama Lumajang yang dilantik oleh Raja Singhasari Wisnuwardhana.

Usai dilantik, Nararya Kirana menyerahkan bendera pataka kepada Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni, sebagai simbol kepemimpinan dan tanggung jawab dalam melanjutkan pembangunan Lumajang.

Setelah prosesi adat, berbagai pertunjukan seni tradisional seperti tari bedoyo, jaran kencak, dan topeng kaliwungu secara bergantian menyemarakkan acara Harjalu ke 769.

Puncaknya, warga berebut gunungan hasil bumi sebagai simbol kemakmuran dan berkah dan ditutup dengan makan tumpeng bersama di pelataran Alun-alun Lumajang.

Erna (31), warga Kecamatan Pasrujambe yang ikut makan tumpeng bersama di Alun-alun Lumajang, mengaku sangat senang dan selalu merindukan momen tersebut.

Menurutnya, yang paling berkesan saat perayaan Harjalu adalah momen duduk bersama menikmati tumpeng bersama warga yang lainnya sambil bercengkrama.

"Makan tumpengnya enak, seru, sama banyak orang, ya ngobrol-ngobrol, senang sekali," kata Erna.

Sementara, Holis (45) warga Kecamatan Lumajang, mengaku antusias untuk berebut gunungan hasil bumi.

Meski harus berdesak-desakan dengan warga lainnya, Holis menyebut, sensasi keseruannya sangat dinanti warga.

Holis dan warga lainnya percaya, gunungan hasil bumi yang diperebutkan membawa berkah apabila dinikmati bersama keluarga di rumah.

"Seru, ini kan berkah jadi harus dibawa pulang supaya ketularan berkahnya," ungkap Holis.

Baca juga: Cara Unik Isi MPLS di Kediri, Ekspedisi Gunungan Sampah untuk Gugah Kesadaran Siswa

Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan, pemerintah menyiapkan 4 gunungan hasil bumi yang berisi sayur dan buah-buahan hasil pertanian warga.

Tidak hanya itu, sebanyak 21 tumpeng juga disiapkan untuk dinikmati bersama warga maupun pejabat pemerintah.

"Gunungannya kami siapkan tadi ada 4, tumpengnya 21 seperti jumlah kecamatan di Lumajang, tadi sepertinya ada beberapa warga juga yang bawa tumpeng untuk selametan Harjalu," kata Indah di Alun-alun Lumajang, Minggu (15/12/2024).

Indah mengajak, seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu membangun daerah. Dengan tema "Terus Melaju dan Berdaya Saing", Indah menekankan pentingnya meningkatkan pembangunan dan memanfaatkan potensi daerah.

"Saya berharap pembangunan di Lumajang terus melaju dan berdaya saing seperti tema yang kita usung tahun ini. Kita harus bisa mengangkat teknologi informasi dan hasil-hasil yang ada di Lumajang, baik itu dari komoditasnya maupun dari hasil pertambangannya, kehutanannya, semuanya harus berdaya saing," tegas Indah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau