Pertandingan terakhir Persebaya di Stadion Gelora 10 November Tambaksari saat itu terjadi pada tahun 2017.
Setelahnya, Persebaya pindah bermarkas ke Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, di Benowo.
Meski jarak rumahnya dengan Benowo sekitar 17 kilometer, Sukarsipah dan Kusno tetap berangkat setiap kali ada pertandingan sepak bola di GBT Surabaya.
Baca juga: Resep Lumpia Tahu Gurih dan Renyah, Mudah Dibuat di Rumah
“Sekarang kalau ke Benowo yang jual anak saya. Kalau ada pertandingan bagus gitu, dia kadang rela bolos sekolah buat jualan lumpia,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, lumpia bikinannya semakin tenar. Sekarang sudah berjumlah 30 supplier yang setiap hari menjemput lumpia di rumahnya untuk dijual kembali dengan harga berbeda.
“Pokoknya saya untung Rp 1.800-an. Supplier ngambil 25 paling sedikit kadang sampai 100 lebih. Alhamdulillah,” kata perempuan asli Magetan tersebut.
Awalnya, supplier lumpia Sukarsipah dan Kusno merupakan kalangan tetangga yang membutuhkan uang tambahan saat pandemi Covid-19 melanda.
“Terus banyak yang bikin sendiri, tidak apa-apa. Mereka belajar ke saya bikin kulit lumpianya. Tapi resep bumbunya saya rahasiakan,” ungkapnya.
Saat Kompas.com berkunjung ke Kampung Lumpia sekitar pukul 15.00 WIB, beberapa warganya sibuk membuat kulit lumpia di teras rumah. Gerobak-gerobak lumpia yang kosong pun terparkir begitu saja di pinggir jalan.
Menariknya, tidak ada satu pun warga yang memasak kulit lumpia dengan bantuan alat pencetak. Semuanya dilakukan secara tradisional dengan mencelupkan tangan ke adonan lalu digosok ke wajan.
“Dulu, Pak Karyono berpesan jangan pakai mesin-mesin buat lumpia. Semuanya dimasak pakai tangan,” ujarnya.
Entah apa alasan Karyono saat itu, Sukarsipah tidak menceritakan lebih detail. Pikirnya, cara tradisional akan menjaga kualitas dan rasa dari Lumpia khas Surabaya.
Puncaknya, pada tahun 2021 Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengadakan lomba bikin Lumpia dan dimenangkan oleh Sukarsipah dan Kusno.
Baca juga: Mengenal Beda Kulit Lumpia, Risoles, dan Pastel, Serupa tapi Tak Sama
Pada waktu yang sama, Gang Ngaglik Kuburan akhirnya ditetapkan sebagai Kampung Lumpia.
Sukarsipah dan tetangganya semakin senang. Banyak wisatawan dari berbagai daerah yang datang dan ingin menjajal lumpia khas Surabaya.